Page 132 - E- Modul penelitian Tata Rias dan Kecantikan
P. 132
c) Konsistensi data
Yaitu melihat konsisten tidaknya data antara beberapa pertanyaan. Misal pada
pertanyaan jumlah ramaja yang memiliki wajah berminyak sebanyak 60
responden. Jika diberi pertanyaan lanjutan apakah kulit berminyak memiii
jerawat yang parah? Jumlah responden yang punya jerawat parah 40 dan yang
tidak punya 15. berarti ada sebanyak 5 responden yang hilang datanya, karena
seharusnya jumlah responden yang menjawab punya/tidak punya jerawat juga
60.
b. Analisis Data
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah pengolahan data adalah analisis data.
Analisis data merupakan upaya untuk memberikan makna terhadap data yang sudah
dikumpulkan dan diolah sehingga data tersebut dapat memberikan informasi. Data mentah
tidak akan bisa memberikan informasi tanpa dilakukan kegiatan analisis terlebih dahulu.
Analisis data tidak akan dengan sendirinya dapat memberikan informasi. Data yang
sudah dianalisis harus dilakukan interpretasi terlebih dahulu, dan dilakukan penarikan
kesimpulan. Dalam melakukan analisis data dapat dilakukan secara sederhana yaitu
deskriptif dan dapatjugadengancaramelakukaninferensidangeneralisasi daridata.
Hasil Analisis data akan maksimal, bila:
1) Menguasai statistik Walaupun statistik bukan segalanya namun analisis akan menjadi
lebih tajam jika menguasai statistik. Karena statistik merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk analisis data.
2) Menguasai substansi dari data yang dianalisis. Analisis data akan tidak bermakna jika
substansi dari data yang dianalisis tidak dikuasai. Misal jika ingin menganalisis tentang
faktor-faktor penyebab diare, maka penganalisis haruslah menguasai teori-teori yang
berhubungan dengan penyakit diare.
3) Menguasai paket program statistik komputer Analisis akan lebih mudah dan lebih
mendalam jika selain menguasai statistik dan substansi juga dapat menguasai paket
program komputer yang dapat digunakan untuk analisis statistik