Page 14 - MAJALAH MULIA EDISI MARET 2021 VERSI ONLINE
P. 14
JENDELA UTAMA
selera dan keinginan nafsunya.
Ciri penyakit ini Sedang orang lain dihargai juga
adalah sulit mene seukur dengan kepentingannya
rima kebenaran dan yang sesaat.
Jangan sampai hal ini terjadi
suka memandang di tengah keluarga kita. Berha
rendah orang lain. tihatilah, sebab takabbur ada
Kebenaran baginya lah musuh utama dari iman dan
takwa itu. Ibarat wadah berisi air,
harus sesuai dengan sombong adalah minyak yang
selera dan keinginan tak bisa bercampur dan men
nafsunya. Sedang yatu dengan kumpulan air itu.
Keluarga yang diliputi rasa
orang lain dihargai sombong, biasanya sulit meng
juga seukur dengan hormati orang lain. Begitu pula
kepentingannya sebaliknya. Orang lainpun su
lit untuk percaya atau respek
yang sesaat. (menaruh hormat) padanya.
Jangankan tetangga atau orang
lain, anakanaknya sendiri pun
lam hidupnya. Demikian pula atau pasangannya juga akan ke
dalam rumah taangga. Setiap hilangan rasa hormat padanya.
pasangaan, berpotensi domi Inilah yang perlu kita waspa
nan. Jika dia lepas kendali maka dai semua. Tak heran Nabi
orangorang di sekitarnya (seo menegaskan, tidak masuk Surga
lah) hanya dijadikan pelengkap orang yang di hatinya terdapat
saja. Sedang dirinyalah yang bibit keangkuhan meski sebe
lebih baik dan lebih berhak untuk sar biji sawi. Dalam ungkapan
dihormati oleh yang lain. lain, ada dua golongan manusia
Padahal, sombong atau ang yang tak mampu menerima ilmu,
kuh itu termasuk perilaku yang orang yang malu (tidak pada
paling dilarang agama dan tidak tempatnya) dan orang yang
suka sesama manusa lainnya. sombong (takabbur).
Memang tidak mudah mengena Imam Al Ghazali dalam kitab
li hati yang terjangkiti virus an nya Bidayatul Nihayah menye
gkuh dan sombong. Ciri penya but ujub sebagai penyakit kronis.
kit ini adalah sulit menerima ke Pe ngidap penyakit ini merasa di
benaran dan suka memandang rinya jauh lebih mulia sehingga
rendah orang lain. Kebenaran cende rung merendahkan orang
baginya harus sesuai dengan lain.*/Masykur
10 MULIA | Rajab 1442/Maret 2021