Page 11 - wbc agustus pages
P. 11
PROFIL KANTOR
beserta pala yang buah beserta kulitnya bisa yang mengharuskan industri tambang
dimanfaatkan dan memiliki harga jual yang memiliki smelter agar negara ini tidak hanya
setara dengan harga emas. sekedar menjual barang mentah tanpa ada
nilai tambahnya, menyebabkan beberapa
Dengan potensi yang dimiliki oleh Provinsi perusahaan menghentikan kegiatannya karena
Maluku Utara ini, perkembangan ekonomi tidak akan diberikan kuota ekspor tanpa
juga semakin bergeliat dari tahun ke tahunnya, memiliki smelter.
walaupun dalam survei menyebutkan kalau
Maluku Utara menjadi daerah termiskin nomor “Sebelumnya ada 13 (tiga belas) perusahaan
4 di Indonesia, namun di sisi lain survei juga tambang nikel, dengan kebijakan baru kini
menyebutkan Maluku Utara menjadi provinsi tinggal 6 (enam) perusahaan. Namun dalam
terbahagia nomor satu di Indonesia. Itulah waktu dekat ini akan kembali dibuka industri
sebabnya pemerintah saat ini menaruh perhatian tambang biji besi yang sudah siap produksi,”
khusus untuk meningkatkan perekonomian dan ujarnya.
kesejahteraan hidup masyarakat Maluku Utara
dengan memberdayakan segala sumber daya Melalui kegiatan tambang inilah penerimaan
alam yang dimilikinya. Bea Keluar KPPBC TMP C Ternate dalam satu
semester ini sudah mencapai 390%, sementara
Untuk melayani masyarakat dan mendukung untuk Bea Masuk baru tercapai 49%, namun
kegiatan perekonomian yang ada di Maluku optimis diperkirakan akan tercapai. Kegiatan
Utara, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pengawasan cukai juga menjadi fokus perhatian
(DJBC) melalui Kantor Wilayah DJBC (Kanwil) setiap tahunnya karena di wilayah kepulauan
Maluku mengandalkan keberadaan Kantor Halmahera banyak pengusaha yang memiliki
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe NPPBKC, khususnya Tempat Penjualan Eceran
Madya Pabean (KPPBC TMP) C Ternate.Saat minuman mengandung etil alkohol. Perlu
ini sekitar 98% penerimaan negara baik dari diketahui untuk target penerimaan KPPBC
sektor Bea Masuk maupun Bea Keluar, ditopang TMP C Ternate tahun 2018 total keseluruhan
sepenuhnya oleh kinerja KPPBC TMP C Ternate. Rp 72,531,000,000,- yang terdiri dari Bea
Masuk Rp 12, 531,000,000 dan Bea Keluar
Menurut Kepala KPPBC TMP C Ternate, Rp 60.000.000,000. Hingga Juli 2018 target
Musafak, begitu luasnya wilayah pengawasan penerimaan telah mencapai Rp 196.302.758.635
KPPBC Ternate sehingga dibutuhkan kerja yang terdiri Bea Masuk Rp 3.955.586,000 dan
ekstra yang luar biasa, dan satu hal yang perlu Bea Keluar Rp 192.252,438.635.
diketahui juga kalau wilayah pengawasan dan
pelayanan tersebut terpisah jauh dari Kota
Ternate, yaitu ada di Pulau Obi, Tanjung Bully,
dan Pulau Gebe. “Di tiga lokasi itu lah pusat
pelayanan dan pengawasan secara operasional,
karena di sanalah eksplorasi tambang nikel dan
proses ekspor dilakukan sehingga importasi
yang terbesar pun ada di wilayah itu,”papar
Musafak.
Terkait kegiatan tambang, Musafak mengakui
kalau wilayahnya lebih banyak melayani
kegiatan tambang berupa nikel yang hingga
saat ini terdapat 6 (enam) perusahaan yang
menjalankannya dan sudah dilengkapi dengan Musafak
smelter. Adanya kebijakan pemerintah Kepala KPPBC TMP C Ternate
Volume 50, Nomor 8, Agustus 2018 - Warta Bea Cukai | 9