Page 7 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 7
TRAVEL NOTES
Masjid Tiban atau Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali
Fadlaailir Rahmah dirancang sendiri oleh pendirinya, KH Ahmad
Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam. Masjid ini
dibangun tahun 1978 tapi hingga kini belum juga selesai. Masih ada
bagian-bagian yang masih terlihat setengah jadi dan ada juga yang
terlihat masih dalam pembangunan.
Memang pembangunannya tidak dilakukan secara runtut dari depan
ke belakang atau dari bawah ke atas. Kabarnya Kiai Ahmad selaku
pengasuh pondok pesantren melakukan istikharah terlebih dahulu
untuk mendapatkan petunjuk.
Lazimnya sebuah masjid di kampung pasti proses pembangunannya
akan melibatkan masyarakat sekitar. Biasanya mereka mengajak
bergotong-royong untuk pengecoran atau pekerjaan lainnya. Tetapi
Masjid Tiban sama sekali tidak melibatkan warga sekitar.
Dari pengakuan warga sekitar dulunya saat pembangunan masjid
memang tertutup, jadi saat dibuka sudah setengah jadi. Warga
juga melihat mobil colt masuk membawa bahan bangunan, tetapi
sepertinya tidak banyak. Kalau alat berat memang tidak pernah ada.
Tapi tiba-tiba sudah jadi bangunan besar. Karena keunikannya itu
maka masjid ini menarik minat wisatawan, baik daerah maupun luar
daerah. Masjid tersebut kini juga kerap dikunjungi masyarakat yang
penasaran dengan masjid tersebut terutama di hari raya kebesaran
agama maupun hari libur nasional. Oleh sebab itu sepanjang jalan
menuju lokasi kini dipenuhi para pedagang dari masyarakat sekitar
masjid.
Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai |olume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai |
V 5 5