Page 11 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 11

HOBI KOMUNITAS



            Namun sebelum memutuskan menggiati fotografi analog, beberapa hal berikut
            dapat menjadi pertimbangan:

               •  Selamat tinggal kemewahan otomasi.

                 Meskipun  ada  beberapa  kamera  film  dengan  fitur-fitur  otomasi,
                 namun sebagian besar kamera yang beredar di pasaran tidak demikian.
                 Sumber  keluhan  terbesar  adalah  ketiadaan  fitur  autofocus. Hal ini
                 cukup  merepotkan untuk memotret obyek  foto bergerak  atau untuk
                 menangkap momen-momen yang berlangsung singkat. Keluhan kedua,
                 tidak  ada  kemewahan  auto ISO.  ISO  pada  fotografi  analog  melekat
                 pada film yang sedang kita gunakan. Artinya, untuk satu roll film yang
                 sedang kita gunakan, kita harus mengekspose gambar pada ISO yang
                 sama. Ketiga, beberapa kamera mengharuskan kita melakukan setting
                 aperture dan  shutter  speed secara manual.  Ini cukup menyita waktu.
                 Keempat, masalah metering. Karena sebagian besar kamera film yang
                 ada  di  pasaran  telah  berumur  puluhan  tahun,  fitur  metering  yang
                 mengandalkan sistem elektronik biasanya menjadi bagian yang paling
                 cepat rusak. Akhirnya, kita harus mengandalkan handheld metering atau
                 menggunakan metode Sunny 16.

               •  Siapkah untuk pelan-pelan?
                 Untuk kita yang terbiasa dengan fotografi digital, fitur preview gambar
                 terpaksa harus kita lupakan selamanya. Kita harus menunggu film selesai
                 diproses  untuk  bisa  melihat  hasil  kerja  kita.  Oleh  sebab  itu,  fotografi
                 analog  menuntut  kita  untuk  selalu  perpikir  masak-masak  sebelum
                 menekan tombol shutter. Apalagi tanpa fitur otomasi, melakukan setting
                 fokus, shutter speed, dan aperture secara manual membutuhkan waktu
                 lebih banyak.

               •  Biaya.

                 Biaya  menjadi  faktor  yang  relatif  untuk  setiap  orang.  Investasi  untuk
                 membeli kamera film memang jauh lebih murah daripada kamera digital
                 modern,  namun  ada  biaya  tambahan  untuk  setiap  gambar  yang  kita
                 hasilkan. Sebagai gambaran, untuk format film paling umum (135mm),
                 satu  roll  film  berkapasitas  36  frame  dihargai  antara  Rp50.000,-  s.d.
                 150.000,-.  Untuk  jasa  memproses  satu  rol  film  tersebut  (develop dan
                 scan) dihargai sekitar Rp50.000,- Rp100.000,-.
               •  Format.

                 Format yang paling umum dipakai adalah format film 135mm. Namun
                 ada  pula  format  yang  lebih  besar  misalnya  medium  format  (6x6cm,
                 6x9cm,dll) dan large format (4x5inchi).

                 Secara  singkat  proses  dalam  fotografi  analog  adalah  Ekspose  film
                 dengan cahaya (menangkap gambar), Develop film (membuat gambar
                 terekam permanen dalam film), dan Mencetak gambar (mentransfer
                 gambar dari film ke media cetak, misalnya kertas film).



                                                  Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai |olume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai |
                                                  V                                        9 9
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16