Page 10 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 10
HOBI KOMUNITAS
Setelah membeli kamera pertamanya, ia pun mulai belajar motret dengan
kamera analog miliknya. Tidak cukup hanya mengambil gambar saja tapi Yogi juga
mempelajari bagaimana mencuci (developing) film dari hasil memotret.
Karena menyukai hobinya ini dan dirasa kamera analog tidak semahal kamera
digital, Yogi berlanjut membeli gear/device lain untuk dicoba-coba. Dan ia juga jadi
mempelajari sejarah fotografi dan kameranya itu sendiri.
Alasan lain Yogi memilih analog karena membuat dirinya lebih menghargai sebuah
proses. Dengan hasil yang cepat dan langsung bisa direview, memotret dengan
menggunakan kamera digital membuat dirinya merasa jadi kurang hati-hati. Tapi
di saat menggunakan kamera analog, sekali memencet tombol shutter banyak
konsekuensinya.
“Di zaman yang serba cepat, saya jadi menarik diri sesaat dari itu. Sebelum memotret
harus mikir dulu baik-baik dan berhati-hati. Setiap frame yang saya jepret saya catat,
berada di speed berapa, bukaan berapa, dan seterusnya. Dan untuk mendapatkan
hasilnya juga menunggu ada proses-proses yang harus dilewati.”
Menurut Yogi fotografi analog sangat luas, jadi saya akan membatasinya pada salah
satu medium yang jamak dipakai: film. Tidak ada hal yang begitu membedakan antara
mempelajari fotografi analog (film) dan fotografi digital selain perbedaan medium
perekam gambar. Di fotografi analog, gambar akan terekam pada film sedangkan
pada fotografi digital, peran film digantikan oleh sensor. Selebihnya sama, kita harus
mempelajari segitiga eksposure, komposisi, momen, dan sebagainya.
8 | Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai