Page 24 - Warta Among Tani 2
P. 24

Olah raga















































           Sejak saat itu, Rika bertekad untuk menjadi atlet paralayang, bukan sekadar latihan dan latihan, melainkan juga meng-
           gapai peluang meraih prestasi.Rika bahkan bersikeras, meski awalnya kedua orang tuanya menentang. ”Tapi, lama-la-
           ma mereka dukung. Mungkin karena sudah biasa melihat kakak,” katanya.
           Konsistensi dan kerja kerasnya sudah terbukti membuahkan hasil. Dia meraih berbagai prestasi, hingga akhirnya diper-
           caya masuk Pelatnas Asian Games 2018.Lantaran sudah keasyikan di dunia paralayang, Rika tidak minat lagi untuk
           kuliah. Kini, fokus Rika sepenuhnya untuk paralayang.
           Apalagi, dia melihat, olahraga itu cukup menjanjikan dari sisi finansial. Dia bisa beli rumah hingga traveling gratis ke luar
           negeri dari palayang. ”Ini olahraga yang menjanjikan. Tiap bulan, bisa 2-3 kali kompetisi,” terangnya.Bahkan, meski
           pernah cedera, Rika tak pernah kapok. ”Saya pernah dislokasi (cedera yang terjadi ketika tulang bergeser dari posisi
           normalnya pada sendi) di tangan,” ujar dia . Namun bagi Rika cedera setiap pada saat latihan tidak menghalanginya
           bisa mengharumkan nama Bangsa Indonesia .
           Berbagai prestasi telah dia torehkan di dalam ajang olahraga Internasional yang menggunakan parasut . Yaitu dengan
           menjadi juara dunia dalam ajang Paragliding Acuracy World Cup ( PGAWC ) 2017. Rika mengumpulkan poin maksimal
           dari empat seri yang digelar. Seri 1 di Indonesia, seri 2 di Versac Serbia, seri 3 di Sant-Mount Piere, Kanada dan seri 4
           atau seri terakhir di Slovenia. Seri 4 baru berakhir di Sebia pada akhir September 2017 lalu.
           "Saya terbaik di PGAWC Slovenia kategori atlet wanita. Sangat senang sekali, karena mendapatkan gelar juara dunia
           2017”,  ujarnya.  Rika mengatakan,  pada  PGAWC pesertanya  pilihan.  Ada sekitar  100 atlet  mewakili  negara
           masing-masing.Para atlet semuanya bertalenta dan memiliki kemampuan yang bagus dalam terbang dan pendaratan..-
           Di negara pesisir sub Alpin selatan Eropa, ini menemui tantangan berat saat merebutkan juara dunia. Dimana dia harus
           melawan dinginnya udara. Apalagi di negara tersebut terkenal dengan Gunung Triglav sebagai puncak tertinggi dengan
           hawa yang sangat dingin."Bertarung dengan suhu mencapai 7 derajat itu sesuatu yang sangat berat. Beda dengan di
           Asia," namun suhu udara yang sangat dingin in tidak mengurangi semangatnya untuk menjadi juara dunia PGAWC .
           (Rizal)








                                                                24
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28