Page 223 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 4
P. 223
Inspiring Lecturer Paragon
Pernyataan Menteri Nadiem tersebut di atas, memunculkan
kegalauan baru dibenak civitas penyelenggara Pendidikan Tinggi, di
satu sisi pemberlakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas ini
di sambut gembira, mengingat telah hampir memasuki 4 (empat)
semester pembelajaran secara daring dilakukan, namun disisi lain
kegalauan muncul dari sisi kesiapan sarana prasarana demi memenuhi
prokes di anjurkan dalam proses belajar tatap muka terbatas ini.
Khususnya kalangan perguruan tinggi swasta dengan kapasitas dan
fasilitas sarana dan prasarana tidak terlalu besar, ketika angka
penerimaan mahasiswa baru turut terpengaruh dampak pandemik
covid-19, dan dengan mahasiswa aktif banyak mengajukan cuti atau
memundurkan penyelesaian biaya administrasi dikarenakan
pemasukan baik orangtua mahasiswa ataupun diri pribadinya
(mahasiswa sambil bekerja/kelas karyawan) turut terkena imbas, ada
yang terkena pengurangan jumlah pemasukan, penundaan
pembayaran pemasukan hingga terkena pemecatan atau
pemberhentian secara sepihak dikarenakan perusahaan tidak mampu
membayar pekerjanya, bahkan banyak ditemukan kasus dimana
mahasiswa aktif terpaksa akhirnya mengundurkan diri dikarenakan
tak mampu lagi membayar uang kuliahnya.
Meskipun pemerintah telah menyediakan bantuan berupa
KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) dan UKT (Uang Kuliah
Tunggal), namun hal ini masih belum menjangkau seluruh mahasiswa
membutuhkan, dikarenakan kuota yang terbatas dan terdapat syarat
yang terkadang ada beberapa syaratnya yang tidak dapat dipenuhi
211