Page 86 - Drs. Adrianus Howay, MM - Meretas Batas Pendidikan di Tanah Papua
P. 86
Masa kecil
Menyenangkan. Itulah yang dirasakan Adrian ketika
mengenang masa kecilnya. Ia adalah anak yang ceria, mudah
bergaul dan pemberani. Seperti anak-anak pada umumnya, ia
memiliki dunia bermain bebas dan bahagia. Adrian selalu ikut
bermain kakaknya, Rifka Howay. Rifka sangat menyayangi
Adrian. Selain karena penurut, Adrian adalah anak yang pintar
dan sama sekali tidak merepotkan.
Adrian putra kedua dari lima bersaudara. Bapaknya
bernama Samuel Howay dan mamanya bernama Rachel Safkaur.
Ia memiliki seorang kakak bernama Rifka Howay dan tiga orang
adek: Bernard Howay, Carolina Howay dan Barnabas Howay.
Adrian mulai menatap dunia, 11 Oktober 1964 silam.
Tak banyak yang diingat Adrian tentang masa kecilnya. Yang
masih jelas dalam ingatannya, saat belum cukup umur dia
ditolak masuk sekolah.
“Coba lingkarkan tangan kananmu, kemudian sentuh
telinga bagian kiri,“ kata salah seorang guru SD YPK Sembaro,
kala itu. Adrian kecil menurut. Ia melingkarkan tangan kanannya,
tetapi tidak bisa menggapai telinga kiri, seperti perintah guru
yang menerima pendaftaran siswa baru.
“Wah, kamu belum bisa masuk SD, Adrian. Tanganmu
belum sampai menggapai telinga. Tahun depan coba lagi, ya !”
74