Page 205 - Modul P5 Spenfoursada
P. 205
pengasih dan tidak membedakan – bedakan ras ataupun golongan manusia di alam
semesta ini. Kita tidak boleh lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Hyang
Widhi, sekecil apapun anugerah yang kita terima, karena anugerah Hyang Widhi lah
yang menyebabkan kita dapat melangsungkan hidup di alam semesta ini.
Kita tentu tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan mahkluk lainnya,
demikian juga manusia pasti membutuhkan manusia lainnya. Karena itulah Hindu
mengajarkan umatnya untuk beryadnya melalui berkarma secara tulus ikhlas. Tanpa
berkarma, memelihara badan kita sendiri pun tidak akan bisa. Nah sekarang, kita
dapat melihat ciptaan Ida Hyang Widhi. Kita diberikan Sabda, Bayu dan Idep (Tri
Pramana) yang menyebabkab manusia dipandang sebagai makhluk paling utama
jika dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lainnya, maka dari itu umat Hindu
hendaknya selalu menjaga alam semesta ini agar keberlangsungan hidupnya dapat
berkelanjutan. Manusia selalu berusaha menggunakan hasil alam dan memelihara
alam ini, oleh karena itu manusia harus selalu menjaga kesimbangan sehingga
keharmonisan dapat terwujud.maka dari itu merupakan tanggungjawab manusia
untuk menjaga dan merawat alam bukan sebaliknya.
Dengan berbekalkan pikiran yang merupakan kelebihan manusia dari hewan
dan tumbuh-tumbuhan maka manusia dapat menghasilkan hasil budaya yang dijiwai
oleh ajaran Hindu. Salah satunya membuat Upakara. Upakara merupakan sarana
mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, karena itu, kita sebagai umat
Hindu tidak bisa lepas dari sarana Upakara namun tetap disesuaikan dimana agama
Hindu itu tumbuh dan berkembang serta disesuaikan dengan kemampuan. Hindu
tidak pernah memaksa penganutnya untuk berupacara dan berupakara yang besar-
besar dengan , tetap ukurannya pada kemampuan personal. Upakara adalah hasil
kerja umat Hindu yang mengandung banyak symbol seperti sebagai Wujud Hyang
Widhi, sebagai persembahan ataupun sebagai symbol alam semesta ini, yang tentu
harus didasari oleh ketulus iklasan. Upakara dalam bentuk bebantenan di Bali
merupakan implementasi ajaran Weda. Banten tersebut ibaratkan sebuah kalimat /
tulisan ajaran Weda, Ajaran kitab suci Weda tersebut diwujudkan dalam bentuk
berbagai symbol oleh sang Tapini atas anugerah Ida Dewi Uma dan Dewi Saraswati,
kemudian diteruskan pada para Serati Banten lalu para Serati banten mengajarkannya
kepada umat kebanyakan. Para serati Banten tersebut ibaratkan mereka menulis,
kemudian para Pinandita dan Pandita membaca tulisan tersebut, sehingga unsur-
unsur yang membentuk sebuah Upakara mempunyai makna dan tujuan tertentu.
Upakara yang dibentuk dari berbagai jenis bentuk reringgitan, berbagai bentuk
Jejahitan. Unsur upakara adalah : Daun, Bunga, Buah-buahan/ biji-bijian, air dan
unsur Api.Berbagai jenis bahan material guna mendapatkan sebuah bentuk upakara,
yang dikerjakan dengan tangan yang trampil, dengan mengatur nafas yang baik
untuk menuangkan imajinasi pikiran sehingga mendapatkan bentuk yang indah serta
mengandung nilai filosofis untuk memuja Ida Hyang Widhi. Khusus untuk Ketupat
adalah merupakan salah satu unsur yang membentuk sebuah Upakara, tapi juga dapat
berdiri sendiri.
SMP Negeri 4 Sukasada