Page 68 - Microsoft Word - E-BOOK BEST PRACTICE_DARI FILM PENDEK HINGGA PANDAI SIKEK
P. 68
Pembelajaran dengan Media KARMAT, saya melihat
keaktifan, minat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
meggunakan KARMAT. Dalam waktu normal materi ini
seharusnya untuk 4 kali pertemuan. Dengan menggunakan
KARMAT bisa di pangkas setengahnya
Saya keliling lagi, nun di sudut “sang jagoan” sering saya
sebut begitu karena sering bikin “rusuh” kali ini takluk. Saya
tentu takjub. Benarkah? Saya hampiri dia. Dia tak perduli,
entah ada apa, kok bisa? Dia dengan serius menjawab apa
yang ada di Lembar Kerja. Wow keren nih, pikir saya,
jagoanku takluk oleh si KARMAT. Media sederhana yang bisa
dibuat oleh siapapun, di manapun, karena tak perlu sinyal, tak
perlu internet, kalaupun tidak ada laptop bisa ditulis tangan.
Ah, bahagianya diriku. Kelas benar‐benar bisa terkendali, ada
ribut tapi masih normal.
Melihat antusias mereka dalam menguasai materi secara
kelompok, ada “geli‐geli sedapnya.” Ada satu kelompok,
ketika juru bicaranya membacakan jawabannya “ngotot”
kalau yang disampaikannya adalah Peristiwa Pertempuran
sepuluh November. Sudah diberi kode oleh anggotanya tapi
tak digubris, lalu salah seorang anggota menarik bajunya dan
memberi kode, tetapi dia tetap tidak “ngeh.” Tentu saja hal
ini menimbulkan gelak tawa.
Rasa sosial, tanggung jawab dan
kerja sama tanpa sadar juga terbangun
dengan sendirinya. Akan terlihat jiwa
kepemimpinan diantara siswa. Saya
mengamati ada juga yang “cuek bei bei”
saja. Secara umum saya melihat cara baru
ini ampuh, mungkin selama ini mereka
52 | 62 Guru Peneliti Terbaik