Page 8 - E-BOOK SOSIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO
P. 8
E-BOOK SOSIOLOGI SMA KELAS XI SMA NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO
masyarakat tercapai. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang berlangsung
antaranggota masyarakatı semakin lambat dan sulit pula integrasi sosialnya terwujud.
Integrasi sosial adalah proses yang terjadi secara bertahap. Proses itu dapat bermula dari
akomodasi keinginan berbagai pihak untuk bekerja sama. Hal itu dapat timbul karena
kesadaran mereka atas kepentingan yang sama. Pada saat yang sama, mereka memiliki cukup
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut. Kemudian, proses itu dilanjutkan dengan berbagai bentuk kerja sama.
Dalam proses kerja sama itu, masing-masing pihak berusaha mengatasi perbedaan dan
mengakomodasi keinginan, harapan, atau kebutuhan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya,
masing-masing pihak berusaha mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses
mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Masing-masing pihak tidak
lagi membedakan dirinya dengan anggota lainnya pada saat itu. Batas-batas di antara mereka
akan hilang dan melebur menjadi satu. Hal itu menunjukkan bahwa integrasi sosial telah
tercapai.
g. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
Integrasi sosial sebagai sebuah proses sosial dapat dicapai karena adanya berbagai faktor
internal dan eksternal yang mendorong proses tersebut. Dalam proses asimilasi, integrasi
sosial dapat dicapai karena adanya faktor-faktor berikut.
1. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda. Toleransi
yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan yang berbeda
tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di arıtara mereka.
2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Hal itü dapat mempercepat proses integrasi sosial.
Dalam sistem ekonomi yang demikian, setiap individü mendapat kesempatan yang sama
untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya.
3. Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya. Jika tiap pihak mengakui
kelemahan dan kelebihan kebudayaan masing-masing, tiap anggota masyarakat pendukung
suatu kebudayaan akan mudah bersatu.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. Hal itü dapat diwujudkan jika
penguasa memberikan kesempatan yang sama kepada golongan minoritas untuk
memperoleh hak-hak yang sama dengan golongan mayoritas.
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan. Pengetahuan tentang persamaan-persamaan
unsur kebudayaan yang berlainan akan mendekatkan tiap anggota masyarakat. Hal itü akan
menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin ada di antara pendukung
kebudayaan-kebudayaan tersebut.
6. Perkawinan campuran (amalgamation). Perkawinan campur antara dua pendukung
kebudayaan yang berbeda dapat mendorong terciptanya integrasi sosial. Dalam sistem sosial
masyarakat Indonesia yang berpandangan bahwa perkawinan merupakan penyatuan dua
keluarga, integrasi sosial sangat mungkin terjadi.
7. Adanya musuh bersama dari luan Adanya musuh bersama dari luar cenderung memperkuat
kesatuan masyarakat atau kelompok yang mengalami ancaman musuh tersebut. Dalam
keadaan demikian, berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat tersebut akan
melepaskan atribut perbedaannya dan bersama-sama menghadapi musuh mereka.
DWI RACHMAWATI, S.SOS., M.SI 8