Page 438 - Toponim sulawesi.indd
P. 438

424     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               ini memiliki sejarahnya sendiri, selain kanang, juga ada Biru, Passembaran,

               Penaniang, dan lain-lain. Penamaan Biru untuk wilayah tertua di daerah
               ini sebagai bentuk persaudaraan dengan kerajaan Bone (biru adalah salah

               satu  wilayah taklukan Raja Bone kedua Petta PanreBessiE). Passembaran
               adalah tempat latihan tempur atau tempat “sisemba”, sedangkan Penaniang
               adalah tempat orang-orang menyambut toeran Batu yang pulang dari Perang

               dengan cara bernyanyi.

                     Wonomulyo sebelumnya adalah hutan belukar dan kemudian
               dibuka untuk lahan pemukiman dan lahan pertanian. Sebelum kedatangan

               penduduk dari pulau Jawa melalui Kolonisasi (Transmigrasi) dipimpin oleh
               kepala rombongan yang bernama R. Soeparman. Kedatangan penduduk dari

               pulau Jawa bertahap dari tahun 1937 sampai dengan tahun 1941 berasal
               dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Dengan perubahan kondisi
               hutan menjadi daerah pemukiman sekaligus melahirkan nama Wonomulyo

               yang berarti dan Kawasan Hutan yang melahirkan kebahagiaan, kemuliaan,
               kemakmuran. Wonomulyo dalam bahasa Jawa yang terdiri atas dua suku
               kata yakni: Wono yang berarti hutan dan Mulyo yang berarti Mulya.  Seiring

               dengan berjalannya kehidupan para transmigran maka pada tahun 1940
               dibentuklah Wonomulyo menjadi Kecamatan dan didirikan pula Poliklinik
               dan Masjid Raya. Setahun itu, kemudian dibangunlah irigasi Gamo-Gamo

               yang luas wilayah mengairi area mulai dari dusun Lamongan sampai dusun
               Kebunsari yang bertujuan untuk meningkatkan bidang pertanian.


                     Kedatangan R.Soeparman bersama rombongan juga disertai beberapa
               tenaga terampil di beberapa bidang seperti tenaga pengajar (Guru), Tenaga
               Kesehatan yang dikepalai oleh R.Subaker, bidang pertanian (Landbow) yang

               dikepalai oleh R. Sukiran dan bidang pertanahan dikepalai oleh Tahalele yang
               pada waktu itu dikenal dengan sebutan Mentri Ukur dan sejumlah bidang
               lainnya. Sehingga sangat menunjang usaha perbaikan kehidupan ke arah yang

               lebih baik untuk para warga kolonisasi (Transmigrasi) ketika itu. Wonomulyo
   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443