Page 439 - Toponim sulawesi.indd
P. 439

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  425

                 pada waktu itu membawahi wilayah kampung, Sidodadi, Sumberjo, Sidorejo,

                 Bumiayu, Kebun Sari, Nganjuk, Nepo, Simbang, Kebumen. Sebelum kolonisasi
                 (transmigrasi) datang di wilayah ini semua sarana telah disiapkan antara

                 lain Rumah Jabatan Asisten Wedana (Camat). Pendopo (Balai Pertemuan),
                 Selapan-selapan (tempat pertemuan selama tiga puluh lima hari) Bedeng-
                 bedeng (gudang-gudang penyimpanan makanan), bibit dan perkakas

                 pertanian, Poliklinik, Lapangan, Pasar, tanah Lanbau (perkebunan) yang
                 sekarang digunakan sebagai pasar ikan. Pesangrahan artinya tempat untuk

                 peristirahatan, menginap, tempat singgah tamu-tamu dari propinsi lain.
                 Untuk mengabadikan nama dari R. Soeparman, maka namanya digunakan
                 sebagai nama jalan dan pasar di Wonomulyo. Seiring berjalannya waktu,

                 kini Wonomulyo menjadi pusat perdagangan dan pertanian di Kabupaten
                 Polman. Dengan itu, maka Wonomulyo juga menjadi magnet tersendiri bagi
                 masyarakat lain (suku lain). Dengan luas wilayah 72,82 km, kini Wonomulyo

                 dihuni oleh 45.858 ribu jiwa. “Di sini ada suku Jawa, Mandar, Bugis dan Toraja,
                 dan mereka berbaur dengan rapi.”

                      Hal yang membuat pembauran suku dengan  kehidupan yang  saling

                 menghargai tersebut, masih berdasarkan keterangan Sakinah, bahwa
                 di Wonomulyo sernua suku terwadahi dengan porsinya masing-masing,
                 disamping ada proses pembauran melalui perkawinan silang antar suku.

                 Kalau dari bahasa dan cara berbicaranya, di Wonomulyo kita akan kesulitan
                 membedakan mana orang Mandar, orang Jawa, ataupun Bugis, karena rata-

                 rata warga Wonomulyo menguasai beberapa bahasa dari suku lain. Adalah
                 hal yang wajar, ketika warga Wonomulyo berbicara, maka akan muncul
                 beberapa bahasa. Misalnya pertanyaannya menggunakan Bahasa Jawa,

                 maka lawan bicara tidak akan canggung menjawabnya dengan Bahasa Bugis,
                 dan mereka saling mengerti. Namun ada hal yang menarik di Wonomulyo

                 meskipun mereka berbeda suku, tetapi identitas mereka(termasuk suku
                 Jawa) masih terjaga, ini terbukti dengan budaya, adat, dan kebiasaan orang
                 Jawa yang masih dilakukan. 41


                 41  Ulya Sunani,  disalin dari warta Kominfo Polman Tahun VI 2012,
   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443   444