Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 31 Oktober 2019
P. 2

OPINI








                KAMIS, 31 OKTOBER 2019                                                                                                                                                               02




                       Pena ntian Semu                                                 Pendidikan di Era Multikekuasaan



                                        “                               Penulis: Nanang Martono Ketua Prodi Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Doktor Sosiologi Pendidikan Universite de Lyon, Prancis
                                 Bagai sang rembulan
                               Tiada siapa sudi menemani                  PRESIDEN Joko Widodo    ini masih menuai pro dan kontra   lembaga pengelola sekolah   masyarakat yang semakin masif   kan karakter di era multikekua-
                                  Terbersit asa di hati                 secara resmi telah mengumum-  ialah penerapan sistem zonasi.   karena  kepanjangan tangan   dan merombak seluruh tatanan   saan tersebut.
                             Ingin pergi melangkahkan kaki              kan susunan kabinet terbarunya   Berikutnya ialah implemen-  Kemendikbud belum mampu   kehidupan sosial.   Sebagai pendiri aplikasi lay-
                                 Maraba-raba hati ini                   yang akan bekerja selama lima   tasi pendidikan karakter di   mengatur problem penggajian   Dengan teknologi, aspek   anan serba-online, Mendik-
                                  Mencari gairah diri                   tahun ke depan. Ada banyak   sekolah. Agenda pengembangan   guru swasta.       kekuasaan tidak lagi bersifat   bud diharapkan akan mampu
                                 Meratapi hati nan sepi                 nama baru dan sebagian ialah   pendidikan karakter masih har-  Itulah beberapa problem besar   divergen. Artinya, kekuasaan   menghadapi tantangan ini.
                               Ditemani malam nan sunyi                 aktor lama dalam pemerintahan   us disempurnakan karena model   pendidikan nasional. Di lain sisi,   tunggal tidak dapat diber-  Bagaimana mengembalikan per-
                                Lama sudah hati menanti                 dan arena politik praktis.  yang ditawarkan Kemendikbud   masih ada problem lain, sep-  lakukan lagi. Media (sosial)   an keluarga dan sekolah sebagai
                               Kedatanganmu duhai kasih                   Ada satu nama menteri yang   belum dapat diimplementasikan   erti ketimpangan kualitas guru,   menjadi agen kekuasaan yang   pembentuk karakter individu
                              Akankah rindu dapat terobati              menarik perhatian publik, yaitu   secara masif. Tentunya, buah   pemenuhan  dan  pemerataan   menimbulkan relasi kekuasan   di tengah ‘arogansi’ teknologi.
                               Di malam nan sunyi sepi ini              Nadiem Makarim, yang diang-  pendidikan karakter ini juga   sarana-prasarana pendidikan,   baru. Bukan lagi negara kepada   Menghindari teknologi  ialah
                       Belenggu Rindu                                   kat sebagai Menteri Pendidikan   tidak dapat dilihat secara instan   serta masalah teknis implemen-  individu, melainkan melalui   sebuah ketidakmungkinan,
                                                                        dan Kebudayaan (Mendikbud).
                                                                                                                                                                                 yang seharusnya dilakukan
                                                                                                                                                       teknologi media semua individu
                                                                                                                             tasi kebijakan pemerintah pusat
                                                                                                  dalam beberapa tahun.
                                                                        Mantan CEO PT Gojek Indone-
                                                                                                                                                       dapat membentuk relasi kekua-
                                                                                                                                                                                 ialah menghadapi dan meru-
                                                                                                    Masih pelik lain ialah problem
                                                                                                                             di daerah.
                                        “                               sia tersebut menjadi salah satu   ketimpangan kesejahteraan   Tantangan        saan. Setiap individu ataupun   muskan langkah preventif men-
                                                                                                                                                                                 gatasi dampak negatif teknologi.
                                                                                                  guru. Ada beberapa status guru
                                                                        menteri yang menjadi buah bibir
                                                                                                                                                       kelompok sosial dapat saling
                               Pagi, petang, tahun berganti             di masyarakat.            yang ada di Indonesia, serta sta-  Perubahan sosial yang ber-  memengaruhi, dapat saling   Berikutnya ialah tantangan
                             Lama menunggu tak henti-henti                Pengangkatan sosok men-  tus-status tersebut berimplikasi   langsung sangat cepat memaksa   menyebar isu, klaim kebenaran,   pendidikan tinggi untuk meng-
                              Menggumpal air mata di pipi               teri termuda dalam kabinet itu   pada tingkat pendapatan yang   lembaga pendidikan harus terus   dan lainnya.   hasilkan riset-riset berkualitas
                              Terngiang selalu di sanubari              seolah-olah mengagetkan publik   berbeda cukup jauh meskipun   menyesuaikan diri dengan pe-  Penjelasan tersebut menun-  guna mengatasi problem sosial
                                Termenung seorang diri                  karena ia tidak memiliki latar   tugas dan kewajiban mereka   rubahan tersebut. Ada ban-  jukkan bahwa tantangan dunia   di masyarakat. Hasil-hasil riset
                                Kerinduan menyiksa diri                 belakang sebagai seorang pen-  sama. Sebut saja guru PNS ber-  yak konsekuensi sosial sebagai   pendidikan semakin berat karena   tidak sekadar  berhenti pada
                              Membelenggu hati nan sunyi                didik. Meskipun hal ini bukan   sertifikat pendidik, guru PNS   dampak perubahan tersebut.   lembaga pendidikan tidak lagi   publikasi ilmiah, tapi temuan-
                               Menahan rindu tak terobati               syarat mutlak seorang Mendik-  belum bersertifikat pendidik,   Perkembangan teknologi digital   menjadi sumber kebenaran tung-  temuan hasil riset harus menjadi
                            Jauh di mata namun dekat di hati            bud, setidaknya pengalaman   guru honorer, serta guru swasta.   ialah pemicu utama yang mem-  gal. Guru akan kehilangan ‘kekua-  bahan pertimbangan perumu-
                               Adakah waktu bersua lagi                 dapat membantunya memahami   Guru yang paling sejahtera   percepat proses tersebut.   saan’ di sekolah, orangtua juga   san kebijakan pemerintah.
                            Menanti kedatangan sang buah hati           berbagai persoalan pendidikan   ialah guru PNS yang telah   Saat ini masyarakat telah me-  tidak menjadi sumber kebenaran   Kini bukan saat yang tepat
                                Meredam kerinduan ini                   yang dihadapi bangsa ini.   mendapatkan sertifikat pen-  masuki era digital ketika semua   di rumah. Siswa lebih percaya   memaksa dosen berkompetisi
                                        “                               Sisa persoalan            didik, sedangkan guru yang   tindak tanduk, perilaku sosial,   pada Google daripada guru.   memasukkan hasil risetnya di
                                                                                                                                                                                 jurnal bergengsi, mereka ha-
                                                                                                                                                         Sumber kebenaran telah bera-
                                                                                                                             dan segala hal terkait dengan
                                                                                                  paling sengsara ialah guru hon-
                              Palangka Raya, 30 Oktober 2019              Pendidikan nasional di era   orer. Di beberapa tempat, guru   proses interaksi antarmanusia   lih ke media sosial dengan bera-  rus fokus pada kebermanfaatan
                   Penulis: Riri Andriani, Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam  kepemimpinan Mendikbud   honorer masih berpenghasilan   dikendalikan teknologi. Seko-  gam bentuk. Berarti, tantangan   hasil risetnya bagi masyarakat.
                            Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan         Muhadjir Effendy masih me-  Rp200 ribu-Rp300 ribu per bu-  lah harus menyiapkan indi-  terberat pendidikan nasional   Selamat bekerja Mendikbud
                                  IAIN Palangka Raya                    nyisakan beragam masalah.   lan. Sementara itu, nasib guru   vidu untuk menghadapi banyak   yang dibebankan Mendikbud   dan selamat bergabung kembali
                                                                        Kebijakannya yang hingga saat   swasta sangat bergantung pada   konsekuensi logis digitalisasi   Nadiem Makarim ialah pendidi-  Dikti ke Kemendikbud.
                                    Jalan Politik Kebangsaan
                                                                                     Milenial









                                                                                        Penulis: Ade Mulyono Pemerhati Pendidikan


                       UMPAH Pemuda ialah sintesis dari keberagaman                                                                                                              cator) dari para elite politik itu
                       pemuda-pemudi Indonesia yang dicapai jauh se-                                                                                                             sendiri. Yang dipertontonkan
                                                                                                                                                                                 hari ini lebih pada transaksi
                       belum kemerdekaan. Sumpah Pemuda ialah alam                                                                                                               politik daripada normativisme
               Spikir jalan politik yang menyatukan pemuda-pemudi                                                                                                                politiknya. Krisis moral para
                dari pelbagai golongan, suku, dan agama sebagai sikap eli-                                                                                                       politikus menjadi tontonan setiap
                                                                                                                                                                                 saat. Korupsi, pelanggaran HAM
                tis  untuk  memperjuangkan  kemerdekaan  Indonesia.  Bah-                                                                                                        yang tak pernah diperhatikan,
                kan, jika kita ‘peras’ untuk menemukan intisari social-politics                                                                                                  indeks demokrasi yang menu-
                origins dari Sumpah Pemuda ialah pluralisme.                                                                                                                     run, pertumbuhan ekonomi yang
                                                                                                                                                                                 jalan di tempat, sempitnya akses
                  Sumpah Pemuda ialah ke-  mereka golongan itu. Busa caci                                                                                                        lowongan pekerjaan, semua itu
                beragaman yang dicapai jauh   maki, fitnah, dan radikalisme                                                                                                      kita rasakan saat ini.
                sebelum kemerdekaan--yang se-  tumbuh beriringan.                                                                                                                 Seharusnya persoalan itu
                jatinya menjadi modal bangsa ke   Jalan politik milenial                                                                                                         mengundang kesadaran dan
                depan. Bahwa kami Putra-Putri   Pesta akbar demokrasi telah                                                                                                      keprihatinan. Tentu kita sering
                Indonesia: mengaku bertumpah   usai. Kabinet presiden telah ter-                                                                                                 mendengar sinisme dari genera-
                darah satu, berbangsa satu, dan   bentuk. Peta politik telah terbaca.                                                                                            si milenial; politik urusan orang
                menjunjung bahasa persatuan   Ada surplus kekuasaan di istana                                                                                                    tua! Sejatinya, politik itu urusan
                satu; Indonesia. Hanya dengan   dan defi sit oposisi di luar istana.                                                                                              pengetahuan. Padahal, Berthold
                terus-menerus mengucapkan   Memang kita menyaksikan etika                                                                                                        Brecht pernah mengingatkan,
                sumpah suci itu keberagaman   moral dalam politik hari ini                                                                                                       “Buta yang terburuk adalah buta
                sebagai bangsa yang majemuk   telah menodai normativisme de-                                                                                                     politik. Dia tidak mendengar,
                akan tetap terawat.        mokrasi. Terlepas dari situasional                                                                                                    tidak bicara, dan tidak berpar-
                  Jika kita mengacu pada Sump-  politik hari ini yang dinamis dan                                                                                                tisipasi dalam peristiwa politik.
                ah Pemuda yang diikrarkan 91   tak terduga. Tugas utama pemer-                                                                                                   Dia tidak tahu bahwa biaya
                tahun silam (28 Oktober 1928),   intah ialah merekatkan kembali                                                                                                  hidup, harga kacang, harga ikan,
                jelas bahwa dalil berwarganegara   benang kewarganegaraan yang                                                                                                   harga tepung, biaya sewa, harga
                kita ialah pluralisme. Semangat   berbasis pluralisme, setelah ter-                                                                                              sepatu  dan  obat,  tergantung
                pluralisme itu mestinya harus   koyak dan saling melukai di                                                                                                      keputusan politik.”
                kita rawat di tengah era digi-  antara anak bangsa karena po-                                                                                                     Dengan demikian, jika kita
                talisasi yang destruktif. Semisal   larisasi dan komunalisme.                                                                                                    hendak merefl eksikan Sumpah
                berita hoaks yang membanjiri   Tentu kita berharap politik hari                                                                                                  Pemuda untuk berjanji pada
                arus media informasi berpotensi   ini ke depan dapat menghasilkan                                                                                                yang satu; mengaku bertumpah
                memecah belah anak bangsa. Ma-  jalan politik yang bersih untuk                                                                                                  darah satu, berbangsa satu, dan
                syarakat yang terpolarisasi pra   generasi milenial. Akan tetapi,                                                                                                menjunjung bahasa persatuan
                dan pascapemilu telah mengikis   sungguh sangat disesali di era                                                                                                  yang satu. Maka itu, sebaiknya
                kehangatan antarwarga negara.  4.0 generasi milenial yang akan                                                                                                   kita generasi milenial juga ber-
                  Seyogianya, Sumpah Pemuda   menjadi tulang punggung bang-                                                                                                      janji untuk setia pada yang satu:
                harus dimaknai sebagai salah   sa masih buta terhadap politik.                                                                                                   politik bersih yang sarat dengan
                satu sikap politik yang me-  Bahkan, tidak segan memilih                                                                                                         nilai (value). Dengan sendirinya
                nyampingkan ‘identitas’ dengan   untuk  menjadi  apatis  dengan                                                                                                  kita insaf, bahwa ada yang suci
                mengutamakan keberagaman   persoalan politik.                                                                                                                    dalam politik; mendistribusi-
                dan persatuan guna memper-  Padahal, ke depan, hajat hidup                                                                                                       kan keadilan dan kesejahteraan
                juangkan cita-cita luhur: ke-  generasi milenial ditentukan                                                                                                      sebanyak-banyaknya.
                merdekaan Indonesia. Sikap etis   baik-buruknya suatu kebijakan                                                                                                   Oleh karena itu, generasi mileni-
                pemuda-pemudi pada waktu   yang dikeluarkan pemerintah.                                                                                                          al tidak harus alergi dengan politik.
                itulah yang seharusnya kita   Kebijakan itu tidak menutup                                                                                                        Hal itu karena di depan akan
                hadirkan ulang di tengah ruang   mungkin bersifat politis. Arti-                                                                                                 menjadi jalan politik milenial
                publik kita yang semakin jauh   nya, memungkinkan bertemu-                                                                                                       untuk terus-menerus memper-
                dari pluralisme; toleransi. Itu   nya pelbagai ‘kepentingan’ di                                                                                                  juangkan haknya yang paling
                karena  hari  ini  yang dihadir-  dalamnya. Kendati kita tidak                                                                                                   dasar; bahwa mereka ialah ‘sub-
                kan ke ruang publik kita justru   menginginkan kebijakan yang                                                                                                    jek politik’, bukan terus-menerus
                sebaliknya; sikap intoleransi.   hanya menguntungkan satu                                                                                                  Ilustrasi  menjadi kuda tunggangan politik
                Tidak menghormati perbedaan.   golongan dan segelintir orang.                                                                                                    atas nama milenial. Sebagaimana
                Yang tampak di permukaan   Menurut laporan survei  Al-  mengikuti pemberitaan politik.  Dengan demikian, generasi mile-  Namun, kita tidak bisa begitu   sangat mungkin yang terjadi   Berthold Brecht meyakini jalan
                saat ini ialah ‘identitas’ semata.  vara Research Center Hasa-  Ironisnya, lebih dari 40% gen-  nial masih menjadi ‘objek politik’   saja menjustifikasi bahwa ada   sebaliknya; generasi milenial   politik itu penting, maka gen-
                Akibatnya, yang terjadi ialah   nuddin Ali pada 2018, hanya   erasi milenial menjadi ceruk   daripada memilih mengambil   ‘persoalan’ mendasar pada gen-  lari dari politik sebab kealpaan   erasi milenial pun seharusnya
                dikotomi; kami golongan ini dan   ada 22% generasi milenial yang   suara pemilih pada Pemilu 2019.   peran sebagai ‘subjek politik’.  erasi milenial hari ini. Itu karena   pendidikan politik (politic edu-  meyakininya.




                   PALANGKA     POSTALANGKA     POST
                   P                                                                         Redaktur Pelaksana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
                                                                                             di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
                                                                                             Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Na  ri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
                                                                                             Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
                   Alamat        : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya               Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
                   Penerbit      : PT Media Palangka Pambelum
                   Terbit Pertama   : 15 November 2001                                       Manager Produksi : Junaidi E  endi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
                   SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001  Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
                                                                                             Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
                   Dewan Redaksi                       : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto  (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
                   Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab     : M Harris Sadikin
                   Pemimpin Perusahaan                 : Revy Apriani                        Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
                   Kabag Litbang                       : Hairil Supriadi                     (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
                   Ombudsman                           : -                                   Percetakan    : PT Media Palangka Pambelum
                                                                                             Alamat        : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)
   1   2   3   4   5   6   7