Page 70 - modul Pembelajaran Studi AGama kontemporer
P. 70

budaya,  etnis,  dan  berbagai  keragaman  sosial  lainnya.  Karena  dalam

                                                                                            70
                               pluralisme mengandung konsep teologis dan konsep sosiologis.

                        B.  Sejarah Pluralisme

                                  Pluralisme agama berasal dari orang-orang yang berpikiran bebas atau
                           liberal, mereka memandang agama tidak memberikan keluasan dalam berpikir,

                           maka  keluarlah  mereka  dari  kungkungan  agama  yang  tidak  bisa  menjawab
                           berbagai  tantangan  zaman,  menuju  berpikir  bebas  mendobrak  berbagai

                           kemandegan  dan  kemunduran,  kejumudan  dan  berbagai  perselisihan  dan

                           permusuhan.  Pemikiran  pluralisme  muncul  pada  Abad  ke  18  Masehi  yang
                           disebut dengan masa pencerahan sebagai awal permulaan bangkitnya pemikiran

                           modern.
                                  Di  tengah  carut-marutnya  pemikiran  di  Eropa  yang  timbul  sebagai

                           akibat dari konflik-konflik  yang terjadi antara Gereja dan kehidupan di luar

                           Gereja,  munculah  suatu  paham  yang  dikenal  dengan  liberalisme,  yang
                           kemudian  memunculkan  banyak  protes  berbagai  pihak  yang  tidak  sejalan

                           dengan konsep pemikiran Gereja sehingga terjadi dikotomi antara pihak Gereja
                           dan masyarakat. Akibat yang ditimbulkan dari konflik Gereja dan masyarakat

                           sehingga melahirkan “Kristen protestan”.
                                  Kemudian perlu dicermati bahwa munculnya gagasan pluralisme dalam

                           sejarah dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain:

                           1.  Faktor  internal  ideologis,  faktor  ideologis  adalah  kepercayaan  yang
                              mengharuskan secara mutlak bagi penganut ideologi untuk konsisten dan taat

                              menjalankan  konsep  ideologi  yang  diyakininya.  Dalam  konteks  sejarah
                              munculnya  pluralisme.  Otoritas  Gereja  memainkan  perannya  untuk

                              menghakimi masyarakat dengan aturan-aturan yang mengekang kebebasan

                              berpikir dan berekspresi tanpa kemudian melihat sisi mafsadat dari aturan
                              yang  dibuatnya.  Sehingga  memunculkan  protes  dari  kalangan  masyarakat

                              yang menuntut kebebasan berpikir, berekspresi  dan berbicara tanpa harus


                        70  Moh. Shofan. Pluralisme Menyelamatkan Agam-agama. Yogyakarta: Samudra Biru, 2011. hlm

                        48



                                                              66
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75