Page 667 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 667

Sejumlah pihak menilai pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja sangat kilat. Anggota Badan
              Legislasi DPR RI dari Fraksi Demokrat, Hinca Panjaitan menilai belum saatnya RUU Omnibus Law
              Cipta Kerja disahkan saat ini. Sebab masih banyak yang perlu dibahas lebih mendalam agar
              produk  undang-undang  yang  dihasilkan  tidak  berat  sebelah,  berkeadilan  sosial  dan  mampu
              mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja.

              "Fraksi Partai Demokrat menyatakan menolak Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja.
              Kami menilai banyak hal yang harus dibahas kembali secara lebih mendalam dan komprehensif.
              Kita tidak perlu terburu buru. Kami menyarankan agar dilakukan pembahasan yang lebih utuh
              dan  melibatkan  berbagai  stakeholders  yang  berkepentingan,"  kata  Hinca  Panjaitan,  saat
              menyampaikan  pandangan  Fraksi  Partai  Demokrat  dalam  Rapat  Baleg  DPR  RI,  DPD  dan
              Pemerintah Sabtu, 3 Oktober pekan lalu.

              RUU Cipta Kerja adalah satu dari empat Omnibus Law yang diusulkan pemerintah pada DPR.
              Tiga RUU Omnibus Law lainnya adalah soal perpajakan, ibu kota baru, dan kefarmasian. Semua
              usulan tersebut masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020.

              Berikut ini perjalan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

              12 Februari 2020

              Surat  Presiden  tentang  draft  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  diserahkan  oleh  Menko
              Perekonomian  Airlangga  Hartarto  kepada  Ketua  DPR  Puan  Maharani.  Dalam  draft  yang
              diserahkan terdiri dari 15 bab dan 17 pasal.

              Baca juga:

              RUU Cipta Kerja Omnibus Law Disahkan DPR 8 Oktober, Ini Fakta-faktanya

              Maret 2020

              Surat Presiden tentang draft RUU Omnibus Law Cipta Kerja dibahas di Badan Legislasi DPR RI
              April 2020


              DPR mulai membahas RUU Omnibus Law bersama pemerintah. Total ada 15 klaster dengan
              1.200 pasal dan 10.000 daftar inventarisasi masalah atau DIM yang dibahas. Antara lain klaster
              peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha dan klaster ketenagakerjaan.

              11 Juli 2020

              Pemerintah menghapus pasal mengenai pers yang tertuang dalam Omnibus Law.

              2 Agustus 2020
              Tim  teknis  tripartit  yang  terdiri  dari  perwakilan  pemerintah,  serikat  pekerja,  dan  pengusaha
              merampungkan  pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  dalam  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja.
              Selanjutnya hasil kesepakatan diserahkan kepada DPR RI.

              14 Agustus 2020

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap RUU
              Omnibus Law Cipta Kerja bisa selesai pembahasannya pada akhir Agustus 2020. Menurut dia
              undang-undang  ini  akan  membuat  semua  proses  perizinan,  syarat  penanaman  modal,  dan
              aturan-aturan lainnya menjadi lebih sederhana.


              3 Oktober 2020 malam

                                                           666
   662   663   664   665   666   667   668   669   670   671   672