Page 234 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 234

Tercatat, lebih dari 50 ribu buruh siap bergabung melalui aksi unjuk rasa serentak May Day pada
              1 Mei mendatang di 24 provinsi.


              BURUH BAKAL KEPUNG ISTANA NEGARA DAN GEDUNG MK PADA PERINGATAN MAY
              DAY 2021

              Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, buruh
              akan menggelar peringatan hari buruh Internasional atau May Day 2021 di tengah pandemi
              Covid-19. Tercatat, lebih dari 50 ribu buruh siap bergabung melalui aksi unjuk rasa serentak May
              Day pada 1 Mei mendatang di 24 provinsi.

              "Khusus untuk KSPI, aksi unjuk rasa (May Day) ini akan diikuti 50 ribuan buruh. Yang sudah
              tercatat  dilakukan  pendataan  itu  lebih  dari  50  ribu  buruh  di  24  provinsi.  Tersebar  di  200
              kabupaten  dan  kota,"  ungkap  dia  dalam  Konferensi  Pers  terkait  aksi  May  Day  2021,  Selasa
              (27/4).

              Bos  KSPI  ini  mengungkapkan,  50  ribu  lebih  buruh  tersebut  berasal  dari  3.000  pabrik  yang
              tersebar di 24 provinsi. Kendati demikian, dia tidak merinci daftar yang ke 3.000 perusahaan
              dimaksudkan tersebut.

              Direncanakan untuk aksi unjuk rasa tingkat nasional dalam peringatan May Day akan dipusatkan
              di Ibu kota Jakarta melalui perwakilan buruh. Yakni dengan dua lokasi utama di Istana Negara
              dan Gedung Mahkamah Konstitusi.

              "Sementara, bagi buruh yang tidak bisa ke Mahkamah Konstitusi (MK) atau Istana maka dia akan
              berunjuk rasa di depan Pintu Gerbang Monumen Nasional (Monas) atau sekitaran Patung Kuda,"
              tambahnya.
              Sedangkan di tingkat daerah, aksi unjuk rasa dilakukan secara serentak dengan diikuti 50 ribu
              buruh lebih di 24 provinsi. Di mana untuk tingkat kabupaten/kota, massa buruh akan melakukan
              unjuk  rasa  di  kantor  bupati/walikota.  Sementara  di  tingkat  provinsi,  akan  datang  ke  kantor
              gubernur.

              "Jadi, Banyak teman-teman elemen ( buruh ) datang ke Istana, DPR RI, maupun kantor dan
              juga gedung pemerintahan di kantor bupati, kantor gubernur, dan DPRD tingkat 1 maupun dua,"
              terangnya.
              Bos KSPI ini menyebutkan, dalam aksi May Day tahun ini, kampanye akan mengangkat dua isu
              besar  terkait  sektor  Ketenagakerjaan.  Pertama,  ialah  meminta  hakim  MK  untuk  mau
              membatalkan atau mencabut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Cipta Kerja
              (UU Cipta Kerja) khususnya untuk klaster Ketenagakerjaan. Lantaran, UU sapu jagat ini dinilai
              amat merugikan kaum buruh.

              Adapun, poin-poin penolakan masih mengacu pada yang selama ini yang lantang disuarakan.
              Seperti skema penetapan UMK yang berpotensi menurunkan nilai pendapatan buruh di daerah
              hingga ketidakpastian masa kerja buruh yang di atur dalam beleid UU Cipta Kerja tersebut.

              "Hilangnya  kepastian  pendapatan  atau  no  income  securities,  itu  tercermin  dalam  UMK  bisa
              ditetapkan  oleh  Gubernur.  Ini  tidak  ada  kepastian  karena  menggunakan  kata-kata  dapat
              ditetapkan oleh Gubernur. Nanti kembali pada rezim upah murah," bebernya.
              Kedua, Pemberlakuan kembali Upah Minimum Sektoral kabupaten/kota (UMSK) di tahun 2021.
              Menyusul telah dihapuskannya ketentuan UMSK setelah UU Cipta Kerja resmi disahkan beberapa
              waktu lalu.

                                                           233
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239