Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 47

Kabar baik buat pekerja informal serta pekerja yang masuk kategori tidak mampu. Pemerintah
              menyiapkan  skema  bantuan  iuran  bagi  peserta  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial
              Ketenagakerjaan  (BP  Jamsostek).  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  berjanji  akan
              menerapkan subsidi atau bantuan iuran ini untuk peserta dalam program Jaminan Kecelakaan
              Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

              Pemerintah  saat  ini  tengah  mengumpulkan  masukan  dari  pemangku  kepentingan,  sekaligus
              kajian soal kriteria pekerja yang tidak mampu untuk masuk dalam program tersebut. "Mengenai
              skema  iuran  masih  dikaji  dan  juga  manfaatnya,"  ujar  Anwar  Sanusi,  Sekretaris  Jenderal
              Kemnaker saat dihubungi KONTAN, Selasa (27/4).

              Menurut Anwar, bantuan iuran tersebut ditargetkan diberikan kepada pekerja bukan penerima
              upah  (PBPU)  yang  tergolong  kurang  mampu.  Pemerintah  memastikan  pekerja  mandiri,
              wirausaha dengan penghasilan tertentu, serta pedagang informal tak masuk dalam kriteria PBPU
              tak mampu ini. "Jumlah pekerja sektor informal itu di atas 55%, itu yang akan kami sasar,"
              terang Anwar.

              Perlu Kejelasan

              Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan bantuan iuran dalam Jaminan Kesehatan Nasional
              (JKN). Pemerintah akan membayar iuran untuk peserta JKN yang masuk dalam kategori tidak
              mampu.

              Mengacu data peserta JKN pada akhir Maret 2021 yang mencapai 222 juta orang, peserta yang
              masuk dalam golongan penerima bantuan iuran mencapai 13,6% atau sekitar 30,6 juta orang.
              Data  peserta  JKN  inilah  yang  bisa  jadi  pintu  masuk  bagi  pemerintah  untuk  mencari  potensi
              pekerja informal yang bisa menerima program tersebut.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  berharap  pengelolaan  dan
              pemberian bantuan iuran BP Jamsostek bisa transparan dan terbuka. "Kalau itu memang benar
              ada bantuan iuran untuk pekerja informal dalam program JKM, kami merespon dengan positif,"
              ujar Said saat dihubungi KONTAN, Selasa (27/4).

              Namun, Said menilai, kemungkinan akan sulit jika memberikan bantuan iuran pekerja informal
              kelas bawah ini bila bentuknya iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK). Pasalnya, akan sulit menilai
              kriteria risiko kecelakaan kerja bagi semua bidang pekerjaan informal.

              "Cuma persoalannya, berapa jumlah pekerja informal yang bisa ditanggung oleh bantuan iuran
              pemerintah  tadi  baik  dari  pusat  APBN,  maupun  dari  APBD.  Kalau  sampai  pekerja  informal
              menurut BPS sekitar 70 jutaan lebih, darimana anggarannya, berat sekali, rasanya tak mungkin,"
              ujar Said.

              Oleh karena itu, Said meminta pemerintah menetapkan kriteria yang jelas dalam memberikan
              bantuan iuran tersebut. Kemudian, berapa lama bantuan akan diberikan dan jaminan program
              apa yang akan diberikan.

              "Apakah seperti buruh bangunan. Buruh bangunan selama ini memang sudah mendapatkan hak
              yang iurannya dibayarkan oleh kontraktor. Namun jaminan itu hanya untuk untuk program yakni
              JKM dan JKK," tutur Said.
              Berdasarkan data BP Jamsostek, saat ini jumlah peserta BP Jamsostek yang terdaftar mencapai
              48,64 juta pekerja. Dari jumlah itu, sebanyak 10,6 juta di antaranya merupakan pekerja sektor
              informal.




                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52