Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 6

Wakil  Ketua  Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas),  Adi  Mahfudz  Wuhadji,  mengatakan
              substansi pemberian THR adalah untuk memacu produktivitas dan tanggung jawab. Selain itu,
              THR juga menjadi wujud rasa syukur pengusaha atas keberlangsungan usahanya pada 11 bulan
              sebelumnya.

              Namun, pembayaran THR ini harus realistis. Sebab, tidak semua sektor memungkinkan untuk
              membayar THR. Sejumlah sektor masih terdampak pandemi cukup dalam, seperti pariwisata,
              restoran, dan hotel.

              "Jika usaha dinamis, produktif, jauh-jauh hari sudah kami cadangkan. Tapi, tetap harus realistis
              terhadap dampak Covid-19. Itu tidak kami pungkiri," kata dia.

              Adi menyebutkan manfaat THR bagi perekonomian Indonesia memiliki dua dimensi, yakni untuk
              mendorong  konsumsi  masyarakat  dan  meningkatkan  kesejahteraan  buruh.  Selain  itu,  THR
              secara tidak langsung akan meningkatkan daya beli buruh itu sendiri.

              "Namun demikian, ada kontradiksi antara kebijakan pemerintah dengan maksud THR mendorong
              konsumsi. Seyogyanya kita harus lebih bijaksana," tutur Adi.

              Kebijakan Kontradiktif Ekonom Senior INDEF, Aviliani, mengatakan meski kondisi ekonomi mulai
              membaik,  namun  kondisinya  belum  normal  seperti  sebelum  pandemi.  Sejumlah  perusahaan
              mulai mendapatkan untung meski belum normal. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang semula
              ditaksir mencapai 5 persen, mungkin hanya mencapai 4 persen.

              THR bisa mendorong konsumsi meski tak banyak. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi masih
              ditopang konsumsi sebesar 58 persen. Sayangnya, harapan THR bisa mendorong konsumsi ini
              dihambat kebijakan larangan mudik. Hal ini membuat orang-orang kembali menyimpan uangnya
              di bank.

              Tak hanya itu, dampak THR tidak begitu signifikan terhadap PDB. Namun, dari segi budaya THR
              penting.  Sebab,  saat  ini  konsumsi  yang  dilakukan  bukan  untuk  diri  sendiri  melainkan  dalam
              bentuk antaran.

              Untuk  menggenjot  roda  perekonomian,  Aviliani  menyarankan  agar  pemerintah  segera
              mempercepat belanja dibandingkan infrastruktur. Belanja ini misalnya berupa bantuan langsung
              tunai, bantuan untuk korban PHK, dan lainnya.

              "Insentif  seharusnya  lebih  banyak  pada  tempat-tempat  umum  di  mana  masyarakat  bisa
              mengeluarkan dana. Contohnya mal dan tempat wisata. Tapi, sekarang yang lemah ini protokol
              kesehatannya sehingga bisa meningkatkan lagi kasus Covid," ujar dia.

              Ia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pada waktu yang tepat. Contohnya
              kebijakan mempermudah kredit bank oleh pemerintah pada 2020. Pada saat yang sama, orang
              belum membutuhkan kredit karena kondisi darurat pandemi.

              Pemerintah juga perlu memperkuat pada aspek permintaan. Dengan munculnya permintaan,
              penawaran akan mengikuti.

              "Belanja pemerintah dipercepat. Akan ada multiplier effect. Tahun lalu, dari Rp600 triliun lebih
              hanya terserap Rp579 triliun. Selain itu, misal belanja barang, belanjanya di domestik bukan
              impor," kata dia.








                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11