Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 FEBRUARI 2021
P. 82

mendapatkan  manfaat  JKP  ketika  perjanjian  kontrak  kerjanya  usai.  Sebaiknya  ketentuan  itu
              dihapus dan mengikuti syarat dari program jaminan sosial sebelumnya.
              "Seharusnya  ada  jalan  tengah,  seperti  konsep  Jepang,  yakni  tidak  ada  ketentuan  24  bulan
              kepesertaan dan 12 bulan iuran. Konsepnya seharusnya seperti JKN, JKK, ataupun JKM, peserta
              atau penerima manfaat adalah dia yang membayar iuran, dia berhak langsung mendapatkan
              manfaat," ujar dia.

              Permasalah  kedua,  sambung  dia,  belum  semua  pengusaha  berkenan  mengikutsertakan
              pekerjanya pada sejumlah program sosial sebelumnya. Satu program saja tidak diikutsertakan,
              maka pekerja/buruh yang kena PHK tidak akan mendapat manfaat.

              Lebih  lanjut,  permasalahan  ketiga  adalah  pengecualian  manfaat  bagi  peserta  yang
              mengundurkan  diri.  Timboel  pun  menyatakan,  masih  banyak  pengusaha  yang  meminta
              pekerja/buruhnya mengundurkan diri. Selain itu, fenomena keinginan pekerja mengundurkan
              diri untuk berwirausaha dan alasan lainnya dianggap masih layak untuk meraih manfaat JKP.
              "Padahal JKP ini, RPP PKWT, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, serta PHK itu kan
              dipangkas manfaat atas PHK. Seharusnya JPK ini diperluas segmennya, termasuk bagi pekerja
              yang mengundurkan diri, karena perusahaan pailit, atau penggabungan usaha. Dengan begitu,
              pekerja yang di PHK juga bisa merasa tidak dirugikan," papar Timboel.
              Dia menambahkan, UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja sudah sangat jelas dalam memberi
              instruksi. Beleid itu mengatakan bahwa peserta JKP adalah setiap orang yang telah membayar
              iuran. Seharusnya klausul-klausul yang menghambat pekerja/buruh mendapatkan manfaat JKP
              perlu  ditiadakan.  Hanya  dengan  begitu,  amanah  penyelenggaraan  JKP  bisa  sesuai  yakni
              mempertahankan kehidupan yang layak para pekerja/buruh.

              Manfaat JKP Sementara itu, RPP juga merinci masing-masing manfaat JKP yang terdiri dari uang
              tunai,  akses  informasi  pasar  kerja,  dan  pelatihan  kerja.  Terkait  manfaat  uang  tunai,  bakal
              diberikan setiap bulan selama paling banyak enam bulan. Namun dengan ketentuan, sebesar
              45% dari upah untuk tiga bulan pertama dan 25% dari upah untuk tiga bulan berikutnya.

              Terkait  manfaat  akses  informasi  pasar  kerja,  yakni  dalam  bentuk  informasi  pasar  kerja  dan
              bimbingan  jabatan.  Informasi  pasar  kerja  maksudnya  adalah  penyediaan  data  lowongan
              pekerjaan. Sedangkan layanan bimbingan jabatan adalah asesmen diri atau penilaian diri, serta
              konseling karir.

              Sedangkan manfaat pelatihan kerja merupakan pelatihan berbasis kompetensi. Hal itu dilakukan
              melalui  integrasi  akses  informasi  pasar  kerja  dan  sistem  informasi  BPJS  TK  dalam  Sistem
              Informasi Ketenagakerjaan, yang juga dapat dilakukan secara daring dan/atau luring.

              Pelatihan kerja dilakukan melalui lembaga pelatihan milik pemerintah, swasta, atau perusahaan.
              Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata  cara  pendaftaran,  pemilihan  jenis  pelatihan,  lembaga
              pelatihan, dan pemanfaatan pelatihan diatur dengan Peraturan Menteri. Begitu juga ketentuan
              mengenai pembayaran manfaat pelatihan kerja.

              Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).











                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83