Page 130 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 130

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di webinar 'Gerakan Ibu Bangsa Perlindungan Pekerja
              Rumah  Tangga',  menegaskan  bahwa  manfaat  yang  besar  akan  diterima  oleh  PRT  jika
              mendapatkan jaminan.

              Pasalnya, PRT merupakan salah satu dari jenis pekerjaan sektor informal, dimana salah satu
              kelemahannya ada di pelindungan terhadap pekerja dalam berbagai aspek.

              "Perlindungan PRT tidak akan terwujud tanpa sinergi dari semua pihak. Perlindungan PRT tidak
              hanya tanggung jawab Pemerintah namun juga tugas kita semua termasuk lingkungan dimana
              PRT tersebut bekerja," kata Ida Fauziyah.

              Kemnaker  menerbitkan  regulasi  untuk  memberikan  pelindungan  terhadap  PRT  melalui
              Permenaker Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).

              Didalamnya ada regulasi yang mengatur tentang perjanjian kerja, kewajiban PRT, pemberi kerja,
              jam kerja, libur seminggu sekali, hak cuti 12 hari per tahun, THR, jaminan sosial dan kesehatan,
              kondisi kerja yang layak serta batas usia minimum PRT.

              Permenaker ini juga melakukan pengaturan terhadap Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga
              (LPPRT), mulai dari permasalahan izin usaha hingga terkait pembinaan dan pengawasan.

              "PRT yang wilayah kerjanya domestik dan swasta termasuk rentan terhadap diskriminasi seperti
              pelecehan  profesi,  eksploitasi,  kekerasan  baik  secara  ekonomi,  fisik  maupun  psikologi  dalam
              bentuk intimidasi," ucap Menaker Ida.
              Ia mengungkapkan, karena sulitnya pengawasan menyebabkan banyak PRT yang terlibat kasus
              hukum dalam hal ketenagakerjaan ataupun pidana seringkali berada pada posisi yang lemah.

              Data  dari  International  Labour  Organization  (ILO)  tahun  2015  menunjukkan  jumlah  PRT  di
              Indonesia diperkirakan sekitar 4,2 juta orang yang jumlahnya sudah semakin meningkat hingga
              saat ini.

              Untuk level internasional ILO memperkirakan jumlah PRT di seluruh dunia ada sekitar 67.1 juta
              orang dan 11.5 juta atau 17,2% diantaranya merupakan PRT migran.

              "Untuk Indonesia diperkirakan sekitar 60-70 persen dari total 9 juta PMI adalah perempuan yang
              bekerja sebagai PRT di luar negeri," lanjut Menaker Ida.
              Data menunjukkan jumlah PRT yang sudah tercover oleh jaminan sosial baik kesehatan ataupun
              ketenagakerjaan masih sangat minim.

              Sehingga launching Jamsostek bagi PRT akan memberikan dampak yang positif, karena manfaat
              yang bisa diperoleh dari program ini sangat besar baik bagi pekerja ataupun pemberi kerja.

              Regulasi yang ada, mulai dari UU SJSN Nomor 40 tahun 2004, Perpres 109 tahun 2013 tentang
              Penahapan  Kepesertaan  Jaminan  Sosial  hingga  Permenaker  nomor  2  tahun  2015  tentang
              pelindungan PRT sudah mengisyaratkan bahwa PRT juga wajib diikutkan dalam program jaminan
              sosial.


              Oleh karena itu, Ida mengapresiasi Kowani yang dari tahun ke tahun terus konsisten dalam
              memperjuangkan pelindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi PRT yang mayoritas adalah
              perempuan.

              "Saya  berharap  semoga  program  ini  bisa  memperluas  cakupan  jaminan  sosial  khususnya
              ketenagakerjaan bagi para PRT di Indonesia," kata Menaker Ida.



                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135