Page 179 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 179
Suprihatin belum dipulangkan ke Tanah Air karena masih menunggu jadwal penerbangan
pesawat kargo.
Tak hanya itu, penyebab lain yang membuat jenazah Suprihatin belum dipulangkan ke Indonesia
diduga karena tidak adanya asuransi yang menutup biaya perawatan kesehatan dan pemulangan
jenazah.
Suprihatin adalah perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur. Namun sang suami, Sumanto serta
dua anaknya tinggal di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Suprihatin menjadi
pekerja migran pembantu rumah tangga di Taiwan sejak tahun 2018 Dari pernikahannya,
Suprihatin memiliki dua anak. Si sulung adalah seorang laki-laki yang duduk di kelas II SMP dan
si bungsu masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
Saat sang ibu pergi ke Taiwan, si bungsu masih duduk di bangku kelas V SD. Kepada
Kompas.com, Sumanto bercerita ia mendapatkan kabar kematian istrinya pertama kali dari
agensi tenaga kerja Indonesia yang memberangkatkan Suprihatin ke Taiwan.
"Walaupun istri saya itu asal Ponorogo, kami akan menguburkan jenazahnya di Blitar, di rumah
kami," kata Sumanto melalui telepon kepada Kompas.com, Rabu (3/11/2021).
Ia mengaku sudah ikhlas dan bisa menerima kepergian sang istri. Namun ia merasa sedih saat
melihat dua anaknya yang masih belum bisa menerima kepergian sang ibu.
"Apalagi yang perempuan yang nomor dua itu, sering setiap tengah malam terbangun lalu
menangis teringat ibunya," kata Sumanto.
Karena kesehatannya terus menurun, ia pun meminta istrinya keluar dari pekerjaannya dan
mengurus kepulangannya ke Tanah Air.
Suprihatin pun setuju. Selain sering kelelalahan, Suprihatin juga mengaku jarang mendapatkan
curi kerja seperti rekan-rekannya lain yang bekerja di Taiwan.
Dari hasil pemeriksaan, Suprihatin mengalami gangguan tekanan darah dan jantung. Penyakit
tersebut ia rasakan setelah bekerja di Taiwan.
Karena kesehatannya terus menurun, Suprihatin pun keluar dari pekerjaannya dan berada di
bawah tanggung jawab agensi. Ia kemudian jatuh sakit dan dilarikan ke rumah sakit hingga
akhirnya meninggal dunia.
Sumanto mengatakan informasi yang ia terima dari agensi meyebutkan jika jenazah Suprihatin
belum bisa dipulangkan karena masih pandemi.
Namun penyebab lainnya adalah karena tak ada asuransi yang menutupi biaya perawatan
kesehatan dan pemulangan jenazah.
"Karena sudah keluar dari majikan jadi katanya gak ada asuransinya. Enggak tahu, tapi katanya
begitu," ujar Sumanto.
Namun saat dikonfirmasi Kompas.com pada Senin (1/11/2021), Kepala Dinas Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Mujianto mengatakan jenazah Suprihatin belum dapat
dipulangkan ke Blitar karena masih menunggu jadwal penerbangan pesawat kargo.
Dia tidak menyebutkan adanya masalah lain dan juga kapan Suprihatin meninggal dunia.
Sumanto menuturkan, dirinya pernah diminta mengisi formulir yang intinya berisi permohonan
bantuan dana ke pihak perwakilan pemerintah Indonesia yang ada di Taiwan.
178