Page 81 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 81

neutral - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Agar terus menyosialisasikan karena saya kira
              memang  tidak  banyak  yang  mengetahui  secara  pasti  manfaat  yang  diperoleh  dari  program
              jaminan sosial ketenagakerjaan



              Ringkasan

              KETUA Umum Kongres Wanita Indonesia (Ketum KOWANI) Giwo Rubianto Wiyogo mendesak
              DPR untuk segera menuntaskan pembahasan dan menyetujui untuk mengesahkan Rancangan
              Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).



              RUU PPRT DIDESAK UNTUK SEGERA DISAHKAN

              KETUA Umum Kongres Wanita Indonesia (Ketum KOWANI) Giwo Rubianto Wiyogo mendesak
              DPR untuk segera menuntaskan pembahasan dan menyetujui untuk mengesahkan Rancangan
              Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

              "Walaupun  Baleg  (Badan  Legislasi)  DPR  RI  sudah  memutuskan  RUU  PPRT  untuk  ditetapkan
              sebagai RUU inisiatif DPR, namun hingga Oktober 2021 masih belum diagendakan," kata Giwo
              ketika  memberi  sambutan  dalam  seminar  nasional  bertajuk  "Gerakan  Ibu  Bangsa  untuk
              Perlindungan Pekerja Rumah Tangga" yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Kongres
              Wanita Indonesia, Rabu (3/11).

              Berdasarkan  penjelasan  Giwo,  Undang-Undang  Ketenagakerjaan  tidak  mengakomodasi
              perlindungan terhadap para pekerja rumah tangga karena wilayah kerja yang bersifat domestik
              dan  pribadi.  Wilayah  kerja  tersebut  juga  menjadi  penyebab  tidak  adanya  kontrol  dan
              pengawasan dari pemerintah.

              Padahal,  pekerja  rumah  tangga  rentan  mengalami  diskriminasi,  eksploitasi,  dan  kekerasan.
              Selain itu, para pekerja rumah tangga juga tidak dihitung dan dikecualikan dari semua jenis
              program subsidi pemerintah, sementara survei dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah
              Tangga (Jala PRT) menunjukkan bahwa 50-75 persen PRT mengalami pemutusan hubungan
              kerja (PHK) dan dirumahkan dengan pemotongan upah akibat COVID-19.

              "PRT dengan keluarganya berada dalam situasi krisis pangan, papan, dan riskan terhadap jeratan
              utang," ucap dia.

              Oleh karena itu, ia menekankan, UU PPRT telah menjadi kebutuhan yang mendesak dan akan
              melahirkan sejarah baru dari penghapusan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap
              PRT di Indonesia.

              UU PPRT akan mengatur mengenai ketentuan pengupahan, jam kerja, istirahat, batasan usia
              minimum boleh bekerja, hingga jaminan sosial dan hal-hal lain yang mampu menunjang kualitas
              hidup ART. Di sisi lain, pemberi kerja juga akan mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum
              yang diatur dengan jelas di dalam UU PRT.

              "Sebagai negara yang Pancasila, sebagai wujud kemanusiaan dan keadilan sosial, diperlukan
              adanya UU PPRT ini," ujar Giwo.
              Wakil  Ketua  Badan  Legislasi  DPR  RI  Willy  Aditya  meminta  kesiapan  dan  komitmen  dari
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  untuk  membahas  Rancangan  Undang-Undang
              Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).


                                                           80
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86