Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2020
P. 123

Rapat penentuan pemangkasan libur nataru ini sejatinya sudah dilakukan beberapa kali. Diawali
              pada Jumat (27/11) pekan lalu. Di mana, ada empat opsi. Kemudian, dilanjutkan pada rapat
              kabinet terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (30/11). Hingga akhirnya
              diputuskan kemarin di mana libur nataur dipangkas menjadi tiga hari.

              Dihubungi  terpisah,  Juru  Bicara  (Jubir)  Satuan  Tugas  (Satgas)  Penanganan  Covid-19  Wiku
              Adisasmito meminta agar semua orang dan pihak harus memahami kondisi pandemi saat ini.
              Karenanya, semua harus mampu mengendalikan diri dalam libur tersebut karena aktivitas yang
              menimbulkan kerumunan dan kontak erat dapat mengakibatkan penularan Covid-19.

              "Pemerintah  juga  selalu  memantau  keadaan  di  lapangan  dan  selalu  akan  melarang  adanya
              kerumunan ataupun kegiatan yang berpotensi penularan," katanya.

              Ia sendiri tidak merinci saat ditanya mengenai skenario apa yang disiapkan guna mengantisipasi
              lonjakan kasus saat libur panjang. Mengingat, kenaikan kasus selalu terjadi pasca long weekend.
              Dari perwakilan di DPR pun menilai memang sebaiknya libur tidak terlalu panjang. Anggota Fraksi
              PPP Arsul Sani menyebutkan bahwa ada dua pendapat berkaitan libur panjang akhir tahun ini.
              Yaitu agar libur diminimalkan khusus ke tanggal merah saja, atau tetap ada cuti bersama namun
              tidak sepanjang rencana awal.

              Arsul menegaskan bahwa libur panjang atau pendek pun, masyarakat tetap harus mengikuti
              protokol kesehatan. Namun secara pribadi, dia menilai bahwa memang idealnya libur akhir tahun
              di tengah pandemi tidak terlalu panjang.

              "Kami PPP melihat kalau kemudian diputuskan tidak libur panjang itu malah lebih baik," jelasnya
              di Gedung DPR, Selasa (1/12). Apalagi, dia menambahkan bahwa saat ini tren penambahan
              kasus tengah naik.

              Di tengah tren itu, dia berpendapat bahwa sebaiknya masyarakat lebih waspada dan pemerintah
              juga lebih ketat dalam mengontrol pergerakan penduduk. "Kita saat ini kan berhadapan dengan
              kecenderungan peningkatan angka keterpaparan Covid-19" lanjutnya.

              Sementara  itu  Kementerian  Agama  (Kemenag)  menerbitkan  panduan  ibadah  Natal  2020.
              Panduan tersebut terkait dengan pandemi Covid-19. Menag Fachrul Razi mengatakan kesehatan
              dan keselamatan seluruh warga negara Indonesia harus tetap jadi prioritas utama. Termasuk
              dalam penyelenggaraan kegiatan ibadah dan perayaan Natal di tengah pandemi.

              Fachrul mengatakan dengan penerapan surat edaran tersebut, diharapkan bisa menekan risiko
              penularan Covid-19 di tengah kerumunan jamaah dalam merayakan Natal. Ketentuan panduan
              Natal itu tanpa mengesampingkan aspek spiritualitas umat dalam melaksanakan ibadah tahunan
              itu.

              Dia menegaskan rumah ibadah harus menjadi contoh dalam upaya pencegahan penularan Covid-
              19. Fachrul juga mengatakan meskipun sebuah daerah berstatus zona kuning, jika di lingkungan
              rumah  ibadah  ada  kasus  penularan  Cov-id-19,  maka  rumah  ibadah  tidak  dibenarkan
              menyelenggarakan ibadah secara berjamaah.

              Di antara ketentuan dalam perayaan Natal di tengah pandemi itu adalah ibadah dan perayaan
              dilaksanakan secara sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Serta lebih menekankan persekutuan
              di tengah keluarga. Lalu ibadah Natal selain dilaksanakan secara berjamaah di rumah ibadah,
              juga adapt disiarkan secara Online. Kemudian jumlah umat yang dapat mengikuti ibadah dan
              perayaan Natal secara kolektif di rumah ibadah tidak melebihi 50 persen kapasitasnya. Pengurus
              atau pengelola rumah ibadah harus melakukan dan mengawasi protokol kesehatan. Kemudian
              melakukan pembersihan secara berkala. Membatasi akses pintu keluar dan masuk rumah ibadah
              supaya mempermuda penerapan protokol kesehatan.


                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128