Page 94 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2020
P. 94

membantu untuk mengurus ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan
              jangka waktu kurang lebih sepekan saja.


              IMBAS KEBIJAKAN TAIWAN, APJATI IMBAU CPMI UBAH NEGARA TUJUAN

              Pemerintah Taiwan secara resmi mengumumkan kebijakan menutup penerimaan pekerja migran
              asal Indonesia secara efektif pada 4 Desember ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
              Menanggapi hal itu DPD Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Jawa Tengah
              imbau kepada Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang berniat bekerja di Taiwan, agar
              mengubah negara tujuan.

              CPMI  yang  sudah  memiliki  nomor  ID  bisa  langsung  menghubungi  perusahaan  penempatan
              tenaga  kerja  masing-masing  untuk  mengubah  negara  tujuan.  Perusahaan  penyalur  bisa
              membantu untuk mengurus ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan
              jangka waktu kurang lebih sepekan saja.

              Hal ini dikemukakan Sekretaris DPD Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati)
              Jawa Tengah, Ika Khikmah saat ditemui Suara Merdeka, Rabu (2/12). Ika menjelaskan kebijakan
              penutupan penerimaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu dikeluarkan Pemerintah Taiwan pada
              Senin (30/11) kemarin.

              ''Imbauan Apjati Jateng ini bertujuan supaya sekitar 1.350 CPMI yang berencana bekerja ke
              Taiwan ini ada kepastian nasib. Ada opsi 23 negara tujuan lain, untuk sektor informal CPMI bisa
              memilih  dua  di  antaranya  ke  Singapura  atau  ke  Hongkong.  Dua  negara  ini  punya  protokol
              kesehatan dan perlindungannya kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bagus. Selain itu
              terkait kesejahteraan juga tidak kalah dengan Taiwan,'' papar Ika.

              Dia menjelaskan kebijakan Pemerintah Taiwan ini memang dikhususkan bagi Indonesia, dan
              tidak  untuk  negara  lain  seperti  dari  Filipina,  Vietnam,  dan  Kamboja.  Alasannya  disebutkan,
              karena Pemerintah Taiwan saat ini menganggap Indonesia belum mampu mengatasi Covid-19.
              Selain  itu,  dikhawatirkan  nanti  banyak  pekerja  migran  yang  datang  di  sana  terinfeksi  virus
              corona.

              ''Padahal di negara lain juga sama, termasuk di Filipina. Menurut hemat kami, penagangan Covid-
              19 di negara Taiwan saat PMI mendarat di sana juga protokolnya kurang baik, berbeda dengan
              Singapura dan Hongkong misalnya. Sehingga kemungkinan PMI terpapar Covid-19 saat berada
              di Taiwan sangat mungkin,'' beber Ika.

              Dia mengungkapkan dalam beberapa waktu terakhir, memang ada beberapa PMI yang tiba di
              Taiwan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. ''Padahal perusahaan penempatan kerja ke Taiwan
              sudah melakukan tes swab di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah,'' imbuh Ika.

              Dia memandang ada banyak faktor yang menyebabkan hal itu, tidak melulu masalah ketelitian
              laboratorium-laboratorium di Indonensia saja. ''Perusahaan penempatan kerja ke Taiwan sudah
              melakukan tes swab sebelum 3x24 jam pekerja miigran sampai di sana. Banyak sekali faktor
              dalam perjalanan hingga di negara tujuan,'' ucap Ika.

              ''Menurut info yang kami terima, pada saat PMI sampai di Taiwan tidak langsung dilakukan tes
              swab dan masih menunggu satu hari lagi. Hal ini berbeda di Hongkong yang melakukan tes swab
              lagi sesampainya di bandara, sehingga ketahuan positif atau negatif infeksi Covid-19. Melihat hal
              ini, tidak melulu kesalahan yang terjadi di Indonesia,'' lanjutnya.




                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99