Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2020
P. 92

Ringkasan

              Menuju perubahan Industri ke 4.0, Indonesia memiliki keuntungan dengan bonus demografi
              angkatan kerja hingga tahun 2045. Persentase usia 16  - 25 tahun yang dimiliki diperkirakan
              mencapai 25 persen.

              "Bonus demografi pada saat yang bersamaan ada yang namanya revolusi industri. Dan bonus
              demografi ini harus dimanfaatkan betul agar sumber daya manusia Indonesia memiliki daya
              saing yang tinggi," ujar Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dalam
              Webinar KPCPEN dengan tema 'Menyiapkan Aset SDM yang Siap Mendukung Kebangkitan Dunia
              Usaha di Era Pandemi', Senin (30/11/2020).



              PELUANG BONUS DEMOGRAFI UNTUK ANGKATAN KERJA BERKUALITAS
              Menuju perubahan Industri ke 4.0, Indonesia memiliki keuntungan dengan bonus demografi
              angkatan kerja hingga tahun 2045. Persentase usia 16 - 25 tahun yang dimiliki diperkirakan
              mencapai 25 persen.

              "Bonus demografi pada saat yang bersamaan ada yang namanya revolusi industri. Dan bonus
              demografi ini harus dimanfaatkan betul agar sumber daya manusia  Indonesia memiliki daya
              saing yang tinggi," ujar Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dalam
              Webinar KPCPEN dengan tema 'Menyiapkan Aset SDM yang Siap Mendukung Kebangkitan Dunia
              Usaha di Era Pandemi', Senin (30/11/2020).

              Dikatakan  Anwar,  keuntungan  ini  bisa  menjadi  sebaliknya,  jika  Indonesia  tidak  menyiapkan
              perubahan ke industri 4.0 yang banyak berfokus pada digitalisasi dan otomatisasi. "Di dalam
              masyarakat terdigital ini, new business model harus kita lakukan, kurikulum harus kita lakukan
              pembenahan, program pelatihan juga sama, skema sertifikasi juga sama." Karena itu menurut
              Anwar,  sejalan  dengan  semangat  perubahan  menuju  industri  ke  4.0,  UU  Cipta  Kerja  telah
              mengakomodirnya dengan upah berbasis jam kerja. "Job transformation, bekerja dimana saja
              dan kapan saja sudah ada di UU Cipta Kerja," tambahnya.

              Sementara itu, Ketua Umum DPN Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Hariyadi B. Sukamdani
              dalam forum yang sama mengatakan, ada risiko yang harus diantisipasi dengan bonus demografi
              ini terkait industri 4.0. " Jumlah pekerja sangat signifikan sekitar 60 persen di sektor manufaktur
              bahan pangan. Organisasi Buruh Dunia atau ILO juga memperkirakan 60 persen untuk sektor
              otomotif, dan kedua akan terkena dampak yang cukup signifikan," jelasnya.

              Dengan kondisi ini, Hariyadi berharap bahwa perusahaan-perusahaan mau berinvestasi pada
              karyawannya  dengan  memberikan  pelatihan  formal.  Sehingga  tantangan  digitalisasi  di masa
              depan dapat diserap oleh para karyawan.

              “World  Bank  menyampaikan  di  Indonesia  hanya  4,7  persen  perusahaan  yang  memberikan
              pelatihan formal. Ini persoalannya di masalah anggaran,” jelas Hariyadi menyayangkan.

              Dia berharap dengan situasi dan kondisi yang ada, pemerintah dapat fokus untuk memanfaatkan
              program pemagangan serta Balai Latihan Kerja (BLK) agar para SDM siap masuk ke dunia usaha
              dengan beragam keterampilan.

              “Kami melihat bahwa pemerintah telah memiliki banyak sekali sarana  dan prasarana bahkan
              gedung dan sebagainya, tapi memang kurang teroptimalisasi. Kita berharap ke depan BLK ini
              bisa menjadi sarana kita untuk memicu keterampilan dari tenaga kerja kita,” pungkasnya. (*



                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97