Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 APRIL 2021
P. 93
"Agar keberlangsungan BLK dapat terjaga, pengelola harus bisa rangkul semua stakeholder,"
kata Menaker Ida saat meninjau BLK Komunitas Darussalam Blokagung dan BLK Komunitas
Bustanul Falah di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (2/4).
Menaker Ida mengatakan, dalam menjaga keberlangsungan BLK Komunitas, pengelola bekerja
sama dengan pelaku usaha dan industri, kemudian memetakan kebutuhan tenaga kerja.
"Selanjutnya didesain pelatihan yang bisa mendukung kebutuhan industri, sehingga ke depannya
pengelola bisa membuka kejuruan pelatihan di luar yang telah dibuka sebelumnya," katanya.
Selain itu, pengelola juga dapat mencari peluang dari pemanfaatan dana corporate social
responsibility (CSR) perusahaan untuk pelatihan. Nantinya dari pemerintah bisa didesain
pelatihan program dan pembiayaan pelatihan dengan memanfaatkan dana APBD, atau dengan
mengakses program pemerintah yang relevan seperti dana desa.
"Kegigihan dan kepiawaian pengola sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan
pelatihan vokasi di BLK Komunitas," ucapnya.
Ia tidak menghendaki jika BLK Komunitas menjadi mangkrak atau berubah fungsi dari tujuan
pendiriannya. Baginya, bantuan dari pemerintah yang sifatnya terbatas menjadi tantangan bagi
pengelola dalam menjaga keberlangsungan BLK Komunitas.
"Jangan biarkan BLK Komunitas mati setelah tidak mendapatkan paket pelatihan dari
Kementerian Ketenagakerjaan," ucapnya.
Sementara kepada para santri, Menaker Ida juga berpesan agar memanfaatkan pelatihan yang
ada di BLK dengan sebaik-baiknya. Sebab menurutnya, di era revolusi industri 4.0, fleksibilitas
dan kompetensi menjadi poin utama dalam persaingan di dunia kerja. Terlebih kompetensi yang
sudah tersertifikasi, maka sangat penting dalam menghadapi persaingan yang ketat di masa
depan.
Ia mengatakan, dengan adanya pelatihan kompetensi bagi santri di BLK Komunitas ini, lulusan
pesantren akan memiliki keunggulan lebih di pasar kerja. Karena selain menguasai hard skill,
santri sudah barang tentu memiliki dasar agama kuat yang menjadi landasan soft skills.
"Jadi kepada para santri, teruslah mengembangkan soft skills, ilmu agama dan akhlakul karimah
sebagai ciri khas lulusan pesantren. Karena kompetensi tanpa budi pekerti yang baik tidak akan
bermanfaat," jelasnya.
[hrs].
92