Page 175 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 175

pembahasan  Omnibus  Law.  Sebab  persoalan-persoalan  utama  yang  menjadi  penghambat
              investasi seperti korupsi, inefisiensi birokrasi, akses ke pembiayaan, infrastruktur tak memadai,
              instabilitas  kebijakan,  instabilitas  pemerintah,  inilah  yang  paling  utama  harus  dikejar  dan
              alhamdulillah sudah kita bahas dalam 10 Bab RUU Cipta Kerja sejak awal pembahasan.

              positive - Ledia Hanifa Amaliah (anggota Baleg DPR RI) Persoalan-persoalan paling krusial itu
              sudah kita selesaikan dalam bab-bab lain yang sudah lebih dulu kita bahas. Tentu kita asumsikan
              indikator daya saing lainnya yang masih masuk persoalan nomor sekian bisa terselesaikan ketika
              penghambat utamanya terselesaikan. Maka kami melihat menjadi tidak penting memasukkan
              Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ke dalam salah satu bahasan RUU
              Cipta Kerja dan mengusulkan untuk dicabut saja dari pembahasan.



              Ringkasan

              Pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang memasuki Bab IV Tentang Ketenagakerjaan
              pada Jumat (25/9) menuai perdebatan di Badan Legislasi.

              Alasan pemerintah memasukkan Undang-undang No 13 Tahun 20 Tentang Ketenagakerjaan ke
              dalam RUU Cipta Kerja ini juga dipertanyakan anggota Baleg DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.



              FRAKSI PKS MINTA UU 13/2013 DICABUT DARI RUU CIPTA KERJA

              JAKARTA  -  Pembahasan  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  yang  memasuki  Bab  IV  Tentang
              Ketenagakerjaan pada Jumat (25/9) menuai perdebatan di Badan Legislasi.

              Alasan pemerintah memasukkan Undang-undang No 13 Tahun 20 Tentang Ketenagakerjaan ke
              dalam RUU Cipta Kerja ini juga dipertanyakan anggota Baleg DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.

              "Pemerintah bicara panjang lebar soal perlunya ada perubahan atau perbaikan dari Undang-
              undang  No  13  Tahun  2003  Tentang  Ketenagakerjaan.  Tetapi  pemerintah  justru  tidak
              menjelaskan alasan kenapa UU No 13/2003 ini perlu dimasukkan ke dalam RUU Omnibus Law
              Cipta  Kerja."    Logikanya,  lanjut  Ledia,  semua  Undang-Undang  yang  dimasukkan  ke  dalam
              pembahasan Omnibus Law merupakan undang-undang yang dianggap perlu disederhanakan,
              atau diubah atau dibuang pasal-pasalnya karena dianggap menghambat semangat membuka
              peluang  invetasi  masuk  ke  Indonesia  dan  menciptakan  lapangan  kerja  bagi  masyarakat
              Indonesia.

              "Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan banyak berbicara soal hak dan
              kewajiban antara pengusaha dan pekerja atau buruh, tetapi bila kita meneliti pasal demi pasal
              yang dimasukkan dalam RUU Cipta Kerja ini justru nampak merugikan pada pekerja atau buruh
              di  Indonesia,  sehingga  menjadi  bertolak  belakang  dengan  semangat  untuk  menciptakan
              lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia dan cenderung lebih berpihak pada pengusaha atau
              investor."    Dalam  perkembangan  pembahasan  Ledia  menyampaikan  sempat  mendengar  ada
              yang mengemukakan kalau persoalan daya saing menjadi salah satu alasan kenapa masalah
              ketenagakerjaan dimasukkan dalam RUU Cipta Kerja ini.

              Sekretaris Fraksi PKS ini lantas mengutip data Global Competitiveness Report 2017-2018 yang
              juga dilansir dalam World Economic Forum yang menyebutkan sejumlah hambatan berbisnis di
              Indonesia,  di  antaranya  korupsi,  inefisiensi  birokrasi,  akses  ke  pembiayaan,  infrastruktur  tak
              memadai, instabilitas kebijakan, instabilitas pemerintah, dan rasio pajak.




                                                           174
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180