Page 217 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 217

Anggota Panja RUU Omnibus Law Ciptaker di Baleg DPR dari Fraksi PAN Ali Taher mengatakan
              belum ada alasan rasional yang objektif untuk mengubah masalah ketenagakerjaan lewat RUU
              Omnibus Law Ciptaker. Dia menegaskan bahwa UU Ketenegakerjaan masih dibutuhkan saat ini.

              "Kami kembali ke  existing  , inilah sikap fraksi yang sudah kami komunikasikan," ucapnya.

              Sementara  itu,  permintaan  agar  pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  di  RUU  Omnibus  Law
              Ciptaker dilanjutkan disampaikan dua fraksi yakni Golkar dan PKB.

              Anggota Panja RUU Omnibus Law Ciptaker di Baleg DPR dari Fraksi Golkar Firman Soebagyo
              menyebut tidak ada alasan untuk mencabut atau mengeluarkan klaster ketenagakerjaan dari
              draf RUU Omnibus Law Ciptaker.

              Ia meyakini terdapat persoalan dalam masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

              "Jadi saya rasa, tidak ada alasan lain untuk di-  drop  , yang ada adalah mari kita duduk sama-
              sama menyelesaikan persoalan ini, saya yakin bahwa ini ada persoalan. Tidak hanya persoalan
              buruh, tapi persoalan pengusaha," kata Firman.

              "Fraksi Golkar menyatakan mohon dilanjutkan pembahasan ini," imbuhnya.

              Anggota  Panja  RUU  Omnibus  Law  Ciptaker  di  Baleg  DPR  dari  Fraksi  PKB  Abdul  Wahid
              menyatakan  pembahasan  klaster  ketenagkerjaan  perlu  dilanjutkan.  Ia  mengajak  agar  pihak-
              pihak terkait untuk membahas masalah ketenagakerjaan secara bersama-sama.

              "Pandangan kami bahwa ini perlu kita bahas undang-undang ini supaya ada titik temu, mana
              masalah-masalahnya mari kita diskusikan bersama," ucap Wahid.

              Sementara  itu,  Gerindra,  PDIP,  dan  PPP  memberikan  sikap  yang  berbeda  dari  lima  fraksi
              sebelumnya.

              Anggota Panja RUU Omnibus Law Ciptaker di Baleg DPR dari Fraksi Partai Gerindra Obon Tabroni
              mengatakan  bahwa  klaster  ketenagakerjaan  perlu  didiskusikan  lebih  intens  untuk  kemudian
              diputuskan didrop atau tidak.


              Menurutnya,  langkah  ini  perlu  dilakukan  mengingat  Undang-undang  Nomor  13  Tahun  2003
              tentang Ketenagakerjaan yang sudah memiliki 10 amar putusan  judicial review  belum direvisi
              hingga saat ini.

              "Sehingga, saya berharap bahwa kita kembali aja UU 13 [Ketenagakerjaan] saja yang direvisi,
              tapi  khusus  untuk  kalster  ketenagakerjaan  kita  diskusikan  lebih  intens  apakah  didrop  atau
              terserah," kata Obon.

              Anggota Panja RUU Omnibus Law Ciptaker di Baleg DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Irmadi Lubis
              meminta pemerintah tidak memberikan penjelasan yang tidak umum.
              Menurutnya,  penjelasan  pemerintah  soal  keberadaan  klaster  ketenagakerjaan  harus  seperti
              penjelasan  yang  disampaikan  di  pembahasan  bab-bab  sebelumnya  di  RUU  Omnibus  Law
              Ciptaker.

              "Oleh  karena  itu,  pemerintah  harus  bisa  menunjukkan  bahwa  seperti  kita  membahas
              sebelumnya, kita kan bahas sebelumnya dari bab itu, ini diubah karena ini, bukan jawaban secara
              umum. Jadi minta pemerintah," kata Irmadi.

              Anggota  Panja  RUU  Omnibus  Law  Ciptaker  di  Baleg  DPR  dari  Fraksi  PPP  Ahmad  Baidowi
              mengatakan  bahwa  fraksinya  tidak  keberatan  dengan  klaster  ketenagakerjaan  selama
              berdasarkan semangat perlindungan tenaga kerja.

                                                           216
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222