Page 307 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 307

Law  Cipta  Kerja  (RUU  Cipta  Kerja)  sudah  mencapai  95%.  Tersisa  klaster  ketenagakerjaan
              sebagai klaster terakhir yang menjadi pembahasan di Baleg.
              "Alhamdulillah dari seluruh pasal mungkin kalau saya presentasekan sudah 95% telah disepakati
              di tingkat panja. Hanya beberapa ada materi-materi pending di beberapa UU sektor yang masih
              (harus dibahas) dan hari ini InsyaAllah akan kami selesaikan. Dan mudah-mudahan besok kita
              bisa  masuk  ke klaster yang terakhir yakni Bab  4  tentang Ketenagakerjaan," ujar Supratman
              dalam  diskusi  virtual  bertema  'Menimbang  Urgensi  Omnibus  Law  di  Masa  Pandemi'  yang
              diselenggarakan ILUNI UI, Kamis malam, (24/9).

              Supratman mengapreasiasi sikap pemerintah selama masa pembahasan bersama Baleg DPR RI.
              Supratman menilai pemerintah mau mendengar aspirasi dan masukan-masukan dari tim panja
              RUU Cipta Kerja.

              "Saya  juga  mengucapkan  terima  kasih  kepada  tim  pemerintah  bahwa  pemerintah  mau
              mendengar aspirasi dan termasuk masukan-masukan dari panja terkait beberapa materi muatan
              di  dalam  rancangan  undang-undang  yang  awalnya  tidak  sesuai  dan  tidak  selaras  dengan
              ketentuan di dalam UU Dasar," ungkap Politisi Partai Gerindra ini.

              Senada  dengan  Supratman,  Staf  Ahli  I  Kementerian  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Elen
              Setiadi  menyatakan  Pemerintah  dan  tim  panja  DPR  RI  telah  menyepakati  beberapa  poin
              substansi dari RUU Cipta Kerja. Elen menjelaskan ada 15 substansi RUU Cipta Kerja yang telah
              disepakati.

              Berikut rinciannya:  1. Kesesuaian Tata Ruang  2. AMDAL Tidak Dihilangkan  3. Persetujuan
              Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)  4. Penerapan Perizinan Berbasis Risiko (Risk
              Based Approach)  5. UMKM dan Koperasi  6. Riset dan Inovasi  7. Tindak Lanjut Putusan World
              Trade Organization (WTO)  8. Perizinan Berusaha di Pusat dan Daerah  9. Lembaga Pengelola
              Investasi (LPI)  10. Pengadaan Lahan dan Bank Tanah  11. Persyaratan Investasi (Bidang Usaha
              Tertutup dan Terbuka)  12. Sertifikasi Jaminan Produk Halal  13. Pencabutan Peraturan Daerah
              (Perda)  14. Kemudahan Berusaha  15. Penataan Ulang Sanksi  "Untuk sanksi ini, yang kita
              lakukan reformulasi dan mempertegas mana sebenarnya unsur pidana dan admisnitratsi. Kalau
              sifatnya  perizinan  mestinya  adminstrasi,  tapi  kalau  yang  sifatnya  sudah  melakukan  atau
              mengakibatkan K3L maka tetap sanksi pidana dan diatur ulang dalam RUU Cipta Kerja," tutup
              Elen.

              (BR).




























                                                           306
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312