Page 318 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 318

Elen menjelaskan ada 15 substansi RUU Cipta Kerja yang telah disepakati diantaranya pertama
              ialah kesesuaian tata ruang menyangkut tata ruang di darat dan luat, termasuk kawasan hutan.
              Menurut  Elen,  tata  ruang  menjadi  salah  satu  hambatan  ketika  para  investor  memulai  untuk
              menetapkan/menentukan suatu lokasi.

              "Tata ruangnya masih belum mencukupi atau memadai, termasuk RDTR (Rencana Detail Tata
              Ruang)," kata Elen.

              Oleh karena itu RDTR di dalam RUU Cipta Kerja didorong untuk dilakukan percepatan RDTR
              dalam bentuk digital. RDTR ini sebagai acuan perizinan berusaha (kesesuaian tata ruang).

              "Sehingga diharapkan bisa memudahkan pelaku usaha, terutama UMKM untuk memulai starting
              bisnis dan menentukanlokasi sesuai kegiatan usahanya," kata Elen melanjutkan.

              Yang  kedua  AMDAL  tidak  dihilangkan  dan  dalam  draft  pertama  kali  yang  diajukan  oleh
              pemerintah,  pemerintah  ingin  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan  (AMDAL)  dihilangkan,
              akhirnya tidak jadi dihilangkan.

              Elen  menjelaskan  mengenai  persetujuan  lingkungan  tidak  dihilangkan,  dan  AMDAL  akhirnya
              disepakati  untuk  hanya  menyederhanakan  bisnis  proses,  tanpa  menghilangkan  esensi
              perlindungan ke daya dukung lingkungan, dan lingkungan hidup itu sendiri.

              "Pengintegrasian perizinan lingkungan ke dalam perizinan berusaha. AMDAL tetap ada untuk
              kegiatan risiko tinggi," jelas Elen.

              Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)  Elen menjelaskan mengenai SLF,
              pemerintah akan menerapkan persetujuan pembangunan gedung, dengan menerapkan standar
              dan sertifikat layak fungsi.

              "Akan  ada  guidance  yang  disiapkan  Kementerian  PUPR  mengenai  sertifikasi  dan  standar
              bangunan yang harus disiapkan masyarakat. Terutama risiko rendah untuk bangunan sederhana,
              tentu tinggal mengambil standar yang telah disiapkan," kata Elen.

              Keempat penerapan perizinan berbasis risiko (Risk Based Approach) dan perizinan berusaha,
              kata  Elen,  akan  didasarkan  atas  risiko  rendah,  menengah,  dan  tinggi.  Risiko  rendah
              denganpendaftaran, risiko menengah dengan pemenuhan standar, dan risiko tinggi dengan izin.
              "Kalo yang risikonya rendah seperti UMK cukup pendafararan melalui sistem OSS [Online Single
              Subbmission], akan teregister dan  mendapatkan semacam perizinan dari pemerintah pusat,"
              tuturnya  Kelima UMKM dan Koperasi dan lewat RUU Cipta Kerja, Elen mengklaim UMKM dan
              Koperasi akan mendapatkan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan.

              "Baik UMKM dan Koperasi kita sudah sepakati sudah memberikan kemudahn dan pembedayaan
              dalam bentuk akseleratif dan dukungan dnegan kemitraan dengan badan usaha besar.".

















                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323