Page 348 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 348

"Kami menyambut baik dan menyatakan siap untuk melaksanakan amanat pemerintah tersebut
              sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan usaha dan pemulihan ekonomi nasional," kata
              Ilyas dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

              Pada kesempatan itu, Ilyas menjelaskan pemberlakuan relaksasi dimulai bulan Agustus 2020
              hingga Januari 2021. Pemerintah sudah menyiapkan empat bentuk relaksasi kepada pemberi
              kerja.

              Sesuai PP tersebut, BP Jamsostek memberikan keringanan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
              dan Iuran Jaminan Kematian (JKM).

              Untuk dua iuran tersebut, pemerintah memberikan keringanan iuran sebesar 99 persen. Dengan
              demikian, iuran JKK dan JKM masing-masing dibayar hanya 1 persen.

              Untuk mendapatkan dua keringanan iuran ini sejumlah syarat harus dipenuhi pemberi kerja.
              Syarat tersebut antara lain pemberi kerja, peserta penerima upah, dan peserta bukan penerima
              upah yang terdaftar sebelum Agustus 2020 sudah melunasi iuran JKK dan JKM sampai dengan
              Juli 2020.

              Selanjutnya,  BP  Jamsostek  memberikan  penundaan  pembayaran  sebagian  iuran  Jaminan
              Pensiun (JP). Pada kebijakan ini peserta cukup membayar iuran JP sebesar 1 persen selama
              periode relaksasi.

              Sementara, sisa 99 persen iuran JP bisa dilunasi secara langsung atau bertahap, dimulai paling
              lambat pada 15 Mei 2021 dan sisa iuran diselesaikan paling lambat pada 15 April 2022.

              Relaksasi  berikutnya,  BP  Jamsostek  memberikan  kelonggaran  bataswaktu  pembayaran  iuran
              JKK, iuran JKM, iuran Jaminan Hari Tua (JHT), dan iuran JP setiap bulan.

              Syarat  mendapatkan  manfaat  ini,  peserta  juga  harus  melunasi  iuran  bulan  Juli  2020  serta
              melakukan pengajuan ke BP Jamsostek.
              Bagi perusahaan besar dan menengah, saat mengajukan, wajib melampirkan data penurunan
              omzet penjualan atau pendapatan  Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Jaminan Sosial
              Dewan  Pimpinan  Nasional  (DPN)  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (APINDO)  Soeprayitno
              mengapresiasi  kebijakan  pemerintah  terkait  potongan  iuran  BP  Jamsostek.  Meski  terlambat
              diluncurkan, iuran tetap dapat mengurangi beban pengusaha.

              Ia pun mengingatkan agar dalam pelaksanaannya, BP Jamsostek memberikan tata cara yang
              mudah bagi pemberi kerja. Hal ini demi mengedepankan kepuasan peserta sehingga manfaatnya
              bisa langsung dirasakan untuk meringankan tekanan  cashflow  perusahaan.

              Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Haiyani Rumondang mengimbau para pemberi kerja untuk
              memanfaatkan relaksasi iuran ini dengan melaporkan data yang sebenarnya.
              Bagi yang belum menjadi peserta BP Jamsostek, Haiyani mendorong untuk segera mendaftarkan
              seluruh pekerjanya sehingga terlindungi dari segala risiko kecelakaan kerja dan sosial ekonomi..











                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353