Page 358 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 358

Ringkasan

              Pengamat menilai diskon iuran 99 persen BPJS Ketenagakerjaan sangat minim, karena terbatas
              pada Jaminan Kematian dan Kecelakaan Kerja.



              PEMBEBASAN IURAN BPJS 99 PERSEN KELEWAT 'ENTENG'

              Jakarta -  Pemerintah membebaskan 99 persen iuran program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
              BPJS Ketenagakerjaan  lewat Peraturan Pemerintah (PP) nomor 49 tahun 2020. Relaksasi ini
              diberikan dalam rangka mengurangi dampak tekanan pandemi covid-19 bagi kalangan  pelaku
              usaha  .

              Sayangnya, pengusaha beranggapan kebijakan tersebut tidak banyak membantu. Pun waktunya
              dinilai terlambat dan tak sesuai dengan ekspektasi pengusaha.
              Wakil  Ketua  Umum  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  Shinta  W  Kamdani
              mengatakan seharusnya relaksasi sudah dilakukan sejak Mei 2020.

              Soalnya,  sekitar  pertengahan  Maret  -  April  2020,  banyak  perusahaan  mulai  kehilangan
              pendapatan dan kesulitan membiayai operasionalnya.

              Pada  awal  masa  pandemi  itu  pula,  mereka  mulai  menunggak  pembayaran  iuran  ke  BPJS
              Ketenagakerjaan demi tetap bisa menggaji karyawannya.

              "Ada  116.705  perusahaan  terdampak  covid-19  yang  mengajukan  keringanan  iuran  BPJS
              Ketenagakerjaan. Ini pernah disampaikan  Menteri  Ketenagakerjaan  pada  Mei 2020,"  ujarnya
              mengingatkan kepada  CNNIndonesia.com  , dikutip Jumat (25/9).
              Di samping itu, syarat yang diwajibkan untuk mendapat fasilitas relaksasi tersebut juga dinilai
              memberatkan. Dalam pasal 13 ayat (1) PP 49/2020 disebutkan bahwa keringanan iuran JKK dan
              JKM bisa diberikan setelah seluruh tunggakan di BPJS Ketenagakerjaan lunas hingga bulan Juli
              2020.
              "Jadi, ya, mereka (pengusaha) enggak bisa mendapatkan fasilitas juga. Memang membantu,
              tapi kan banyak perusahaan yang terpuruk, mungkin April, Mei mereka enggak bisa bayar. Jadi
              harus selesaikan itu dulu untuk dapat fasilitasnya," imbuh Shinta.

              Ketidakpuasan  pengusaha  terhadap  kebijakan  relaksasi  iuran  BPJS  Ketenagakerjaan  juga
              disampaikan  Ketua  Komite  Jaminan  Sosial  DPN  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)
              Soeprayitno.

              Sejak awal, ia bercerita usulan pengusaha adalah pembebasan iuran selama 12 bulan tanpa
              mengurangi manfaat  bagi pekerja, baik itu dalam program Jaminan Kecelakaan  Kerja (JKK),
              Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Pensiun (JP), serta Jaminan Hari Tua (JHT).

              Kenyataannya, pemerintah hanya mendiskon iuran JKK dan JKM sebesar 99 persen selama 6
              bulan, yakni Agustus 2020 hingga Januari 2021. Sementara, relaksasi program JP hanya berupa
              penundaan  sebesar  99  persen  dalam  periode  yang  sama  dan  iuran  JHT  tak  mengalami
              keringanan sama sekali.

              Peserta BPJS Ketenagakerjaan saat mengantri di Kantor Pelayanan di Salemba, Jakarta Pusat.
              (CNN Indonesia/Christine Nababan).


                                                           357
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363