Page 367 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 367

"Tata ruangnya masih belum mencukupi atau memadai, termasuk RDTR [Rencana Detail Tata
              Ruang],"ujar Elen.
              Oleh karena itu RDTR di dalam  RUU Cipta Kerja  didorong untuk dilakukan percepatan RDTR
              dalam bentuk digital. RDTR ini sebagai acuan perizinan berusaha (kesesuaian tata ruang).

              Sehingga diharapkan bisa memudahkan pelaku usaha, terutama UMKM untuk memulai starting
              bisnis dan menentukan lokasi sesuai kegiatan usahanya.

              Yang kedua, AMDAL Tidak Dihilangkan  Dalam draft pertama kali yang diajukan oleh pemerintah,
              pemerintah ingin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dihilangkan, akhirnya tidak
              jadi dihilangkan.

              Elen  menjelaskan  mengenai  persetujuan  lingkungan  tidak  dihilangkan,  dan  AMDAL  akhirnya
              disepakati  untuk  hanya  menyederhanakan  bisnis  proses,  tanpa  menghilangkan  esensi
              perlindungan ke daya dukung lingkungan, dan lingkungan hidup itu sendiri.

              "Pengintegrasian perizinan lingkungan ke dalam perizinan berusaha. AMDAL tetap ada untuk
              kegiatan risiko tinggi," tutur Elen.

              Yang ketiga, Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)  Elen menjelaskan
              mengenai  SLF,  pemerintah  akan  menerapkan  persetujuan  pembangunan  gedung,  dengan
              menerapkan standar dan sertifikat layak fungsi.

              "Akan ada guidance yang disiapkan Kementerian Pmengenai sertifikasi dan standar bangunan
              yang harus disiapkan masyarakat. Terutama risiko rendah untuk bangunan sederhana, tentu
              tinggal mengambil standar yang telah disiapkan," jelas Elen.

              Keempat, Penerapan Perizinan Berbasis Risiko (Risk Based Approach)  Perizinan berusaha, kata
              Elen,  akan  didasarkan  atas  risiko  rendah,  menengah,  dan  tinggi.  Risiko  rendah
              denganpendaftaran, risiko menengah dengan pemenuhan standar, dan risiko tinggi dengan izin.

              "Kalau yang risikonya rendah seperti UMK cukup pendafararan melalui sistem OSS [Online Single
              Subbmission], akan teregister dan mendapatkan semacam perizinan dari pemerintah pusat,"
              tuturnya.

              Kelima, UMKM dan Koperasi. Lewat  RUU Cipta Kerja  , Elen mengklaim UMKM dan Koperasi
              akan mendapatkan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan.

              "Baik UMKM dan Koperasi kita sudah sepakati sudah memberikan kemudahn dan pembedayaan
              dalam bentuk akseleratif dan dukungan dnegan kemitraan dengan badan usaha besar," kata dia.

              Keenam, Riset dan Inovasi di mana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan ditugaskan untuk
              membawahi riset dan inovasi. Serta akan ada kelembagaan riset dan inovasi di daerah. Ketujuh,
              tindak lanjut putusan World Trade Organization (WTO) atas Dispute Settlement (DS) 477 dan
              DS 478 atas ketentuan impor atas 4 UU (UU Pangan, UU Peternakan, dan Kesehatan Hewan, UU
              Hortikultura, dan UU Perlindungan dan pemebrdayaan Petani).

              "Sudah  dalami  berminggu-minggu  dan  Insya  Allah  ini  tetap  bisa  memberikan  perlindungan
              maksimal atas produk dalam negeri," ujar Elen.

              Kedelapan, perizinan berusaha di pusat dan daerah dalam pelaksanaan kewenangan perizinan
              tetap dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda) dengan Norma Standar Prosedur dan Kriteria
              (NPSK) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.





                                                           366
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371