Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 133
"Nggak boleh ujuk-ujuk mengalaskan karena terdampak covid, tapi harus jelas dulu apa
parameternya, dan begitupun harus dicarikan jalan keluar. Perusahaan jangan 'buang badan'
dibalik narasi terdampak covid," tegas Bahar.
Adapun pembayaran THR keagamaan, kata Bahar, dilakukan sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun
2021 dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016. "Sesuai ketentuanlah,"
tambah Bahar.
Sebagaimana dalam PP 36 dan Permenaker 6, pembayaran THR dilaksanakan dengan
memperhatikan beberapa hal, yakni penerima THR keagamaan merupakan pekerja/buruh yang
telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.
Penerima THR keagamaan merupakan pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan
pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu
tertentu.
Kemudian untuk besaran THR keagamaan diberikan dengan ketentuan bagi pekerja/buruh yang
mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 bulan
upah.
Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus-menerus tetapi
kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan penghitungan (masa kerja
dibagi 12) dikali dengan 1 bulan upah.
Kemudian bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah 1 bulan
dihitung sebagai berikut: Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih,
upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir
sebelum hari raya keagamaan.
Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung
berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
132