Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 FEBRUARI 2021
P. 133

"Ini  suatu  kawasan  yang  membanggakan,  ibu-ibu  ini  rata-rata  menjadi  tulang  punggung
              keluarganya, selain berladang, bertenun ini juga menjadi mata pencaharian utama. Kita ingin
              terus  meningkat  kesejahteraan  dan  ada  nilai  tambah  yang  bisa  kita  berikan,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat meninjau pengrajin ulos di Desa Lumban Suhi - Suhi, di
              Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

              Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara
              turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatra Utara.

              Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket
              khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.

              Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari
              benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja,
              kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, tetapi kini banyak dijumpai di
              dalam  bentuk  produk  suvenir,  sarung  bantal,  ikat  pinggang,  tas,  pakaian,  alas  meja,  dasi,
              dompet, dan gorden.

              Ulos  juga  kadang-kadang  diberikan  kepada  sang  ibu  yang  sedang  mengandung  supaya
              mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya
              yang mengancam saat proses persalinan.
              Sebagian besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik,
              Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai pembungkus jenazah), dan Ulos Sibolang
              "Kami  ingin  memastikan  bahwa  pengrajin  ulos  di  tempat  ini  mendapatkan  peningkatan
              kompetensinya, Saya kira perkembangan ulos itu sangat luar biasa ini harus dipertahankan,"
              kata Menaker.

              Ida juga akan mengupayakan agar pengrajin ulos ini dapat meningkatkan kompetensinya melalui
              pelatihan kerja balai latihan kerja (BLK). Nanti setelah mendapatkan pelatihan, mereka akan
              difasilitasi  oleh  Kemnaker  agar  bisa  masuk  ke  pasar  kerja  atau  menjadi  wirausaha  yang
              kompeten.

              "Kami akan diskusikan dengan Bupati Samosir, apa yang bisa kami lakukan dan kerjasamakan.
              Biasanya kami melakukan pendampingan, akses modal, dan akses pasarnya seperti yang kami
              lakukan di tempat lain," kata Ida.

              Menaker  Ida  menambahkan  program  yang  bisa  dilakukan  Kemnaker  dalam  memfasilitasi
              pengrajin Ulos ini, bisa berupa bantuan tenaga kerja mandiri, seperti pada tahun 2020 yang
              sudah dilakukan oleh Kemnaker.

              Sebagai informasi, pada tahun 2020 Kemnaker memberikan program Jaring Pengaman Sosial,
              program ini menyasar sekitar 18 ribu kelompok, dimana tiap kelompoknya berjumlah 20 orang,
              dengan bentuk kegiatan berbagai macam usaha dan menyesuaikan dengan kebutuhan lokal.
              Dalam kunjungannya ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah turut didampingi oleh Istri Luhut
              Binsar Panjaitan, Devi Panjaitan, Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, serta Dirjen Binalattas, Budi
              Hartawan.***.











                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138