Page 129 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 FEBRUARI 2021
P. 129

Pada tahapan akhir pembahasan kata Airlangga, disepakati ada 2 skema pemecahan RPP: (i)
              RPP  Sektor  Perhubungan  dipecah  menjadi  4  RPP;  dan  (ii)  RPP  Sektor Pekerjaan  Umum  dan
              Perumahan Rakyat dipecah menjadi 6 RPP (semula 2 RPP menjadi 10 RPP).

              Sehingga pada akhirnya kata Airlangga, jumlah peraturan pelaksanaan UU Cipta Kerja menjadi
              sebanyak 54 peraturan, 2 diantaranya sudah ditetapkan dalam bentuk PP (PP 73/2020 dan PP
              74/2020).  Sedangkan  yang  dalam  proses  penyelesaian  sebanyak  52  peraturan  pelaksanaan,
              terdiri dari 47 RPP dan 5 RPerpres.

              "Dengan  mempertimbangkan,  cakupan  yang  luas  serta  dinamika  perubahan  yang  terjadi,
              Pemerintah akan terus melakukan evaluasi sesuai dengan kebutuhan nasional. PP dan Perpres
              harus dapat mengantisipasi dan menyesuaikan berbagai perubahan dan perkembangan yang
              cepat, baik di tingkat nasional maupun global," ungkap Airlangga.

              Airlangga  menerangkan,  peraturan  pelaksanaan  UU  Cipta  Kerja  yang  terdiri  dari  RPP  dan
              RPerpres semakin mengukuhkan tujuan utama pembuatan UU Cipta Kerja. Dia mengklaim hal
              tersebut  merupakan  bentuk  Reformasi  Regulasi  dan  upaya  Debirokratisasi,  agar  dapat
              mendorong  terciptanya  layanan  pemerintahan  yang  lebih  efisien,  mudah,  dan  pasti,  dengan
              penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK).

              "Selain  itu,  UU  Cipta  Kerja  ini  juga  mendorong  ketersediaan  lapangan  kerja,  kemudahan
              perizinan  berusaha,  hingga  mendorong  masyarakat  membuka  usaha  baru,  penguatan  dan
              pemberdayaan  Usaha  Mikro  dan  Kecil,  serta  upaya  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi
              melalui sistem elektronik yang terintegrasi," ungkap Airlangga.

              Adapun jumlah masukan yang sudah tercatat hingga 25 Januari 2021 tercatat sebagai berikut:
              1. Melalui Portal UU Cipta Kerja dan Posko Cipta Kerja sebanyak 112 masukan melalui web-form,
              48 melalui e-mail dan akses ke Portal (hits) sebanyak 4,88 juta pengakses; 2. Masukan melalui
              Acara Serap Aspirasi yang dilakukan secara tatap muka (luring/offline) di 15 daerah seluruh
              Indonesia, dengan mencatat masukan sebanyak 38 berkas masukan; 3. Aspirasi dan masukan
              melalui Tim Serap Aspirasi (TSA) yang menampung, membahas dan memberikan rekomendasi
              sebanyak 227 berkas masukan; dan 4. Melalui Surat Resmi ke Kemenko Perekonomian maupun
              ke Kementerian dan Lembaga terkait, sebanyak 72 berkas masukan.

              Reporter: Intan Umbari Prihatin Sumber: Merdeka.com.
































                                                           128
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134