Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 FEBRUARI 2021
P. 144

Keuangan, tambahan anggaran disebut "mendesak" untuk menangani dampak COVID-19 dan
              pemulihan ekonomi nasional.
              "Presiden memutuskan program Prakerja dinaikan dua kali lipat [.] supaya disamakan dengan
              tahun lalu," ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat virtual bersama
              Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1/2021).

              Kenaikan  anggaran  seolah  mengulang  kejadian  serupa  di  2020.  Awalnya  anggaran  Prakerja
              ditetapkan Rp10 triliun untuk menjangkau dua juta pencari kerja yang membutuhkan pelatihan.
              Pada Maret 2020, pemerintah tiba-tiba menaikkan anggarannya menjadi Rp20 triliun dengan
              dalih ingin memberi bantuan sekaligus melatih para korban PHK.

              Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan menilai
              kenaikan anggaran tidak tepat. "Harusnya dilakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu," ucap
              Misbah kepada reporter Tirto, Kamis (28/1/2021).

              Beberapa kelemahan Prakerja yang masih belum kunjung teratasi menurutnya adalah: verifikasi
              peserta masih lemah sehingga tidak sesuai klaim pemerintah, yaitu pencari kerja dan korban
              PHK; lalu indikator kelulusan yang tidak jelas sehingga kewajiban mengakses pelatihan demi
              mendapat bansos semakin dipertanyakan.

              Survei BPS Menyingkap Soal Kartu Prakerja Tak Tepat Sasaran Survei Badan Pusat Statistik (
              BPS ) per Agustus 2020 menunjukkan indikasi program Kartu Prakerja memang salah sasaran.
              Sebanyak 66,47 persen penerima program ini statusnya masih 'bekerja', sementara penerima
              dengan  status  'pengangguran'  hanya  22,24  persen  dan  sisanya,  11,29  persen,  diisi  Bukan
              Angkatan Kerja (BAK).

              Dari aspek legal, hasil ini tidaklah keliru. Mengacu pada Perpres 76/2020, penerima memang
              cukup  luas,  yaitu  mereka  yang  terkena  PHK,  dirumahkan,  mencari  kerja,  membutuhkan
              peningkatan kompetensi, hingga UMKM. Namun, bagaimanapun data itu menampik janji Menteri
              Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengatakan bahwa prioritas utama
              Prakerja adalah para korban PHK dan yang dirumahkan akibat COVID-19.

              Peneliti  dari  Indonesia  Corruption  Watch  (ICW)  Wana  Alamsyah  juga  sependapat,  bahwa
              Prakerja  harus  dievaluasi  dan  dibenahi  dulu.  Selain  masalah  ketepatan  sasaran,  ICW  juga
              mengatakan bahwa Prakerja bermasalah dalam hal transparansi.

              "Keputusan pemerintah untuk melipatgandakan anggaran untuk Prakerja merupakan keputusan
              yang  tidak  cermat  dan  cenderung  terburu-terburu,"  ucap  Wana  kepada  reporter  Tirto  lewat
              pesan singkat, Kamis.

              Selama ini Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan dokumen perjanjian kerja sama
              (PKS) antara manajemen pelaksana (PMO) Prakerja dengan Tokopedia, Ruangguru, sampai Pijar
              Mahir "dikecualikan" alias tidak terbuka dan tidak boleh diakses publik. Namun November 2020
              lalu,  Komisi  Informasi Pusat  (KIP)  menyatakan pengecualian  informasi  itu  menyalahi  aturan.
              Pasalnya, keputusan itu dilakukan secara sepihak atau tanpa didahului dengan uji konsekuensi
              di KIP.


              Keputusan  pemerintah,  ringkasnya,  diputus  bertentangan  dengan  Pasal  2  ayat  4  UU  No.  14
              Tahun 2008 tentang KIP. KIP memenangkan ICW dalam sengketa ini.

              Sayangnya, meski sudah dinyatakan terbuka bagi publik, Kemenko Perekonomian memilih tidak
              mematuhinya dan mengajukan banding/keberatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN),
              Kamis (17/12/2020) dengan nomor perkara 233/G/KI/2020/PTUN.JKT. Dalam salah satu petitum
              dinyatakan  pemerintah  dapat  menolak  memberikan  seluruh  informasi  yang  diminta  ICW
              termasuk membatalkan putusan KIP yang menyatakan PKS Prakerja sebagai dokumen publik.
                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149