Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 FEBRUARI 2021
P. 93

Kendati  demikian,  OJK  menilai  usulan  penghapusan  kredit  macet  itu  tidak  bisa  diberlakukan
              secara  pukul  rata  kepada  seluruh  bank.  Mengingat,  setiap  bank  mempunyai  masalah,
              kompleksitas dan strategi bisnis tersendiri.

              "Sehingga, kebijakan penghapusan kredit itu tidak bisa kita lakukan secara across the board.
              Masing-masing bank punya strategi bisnis apalagi kalau kita untuk bank BUMN ini saya rasa
              birokrasinya sangat complicated berkaitan penghapusan. Swasta ini lebih fleksibel dan punya
              strategi bisnis tanpa ada kendala," imbuh dia.

              Wimboh  menambahkan,  kebijakan  penghapusan  kredit  macet  tersebut  harus  tetap
              mempertimbangkan kondisi masing-masing bank dan UMKM selaku debitur. Sehingga kebijakan
              itu justru tidak menimbulkan masalah bagi kinerja perbankan di kemudian hari.

              "Kami harapkan kondisinya stabil. Jangan sampai akibat kebijakan itu ada bank yang mengalami
              masalah lebih rumit kedepannya," terangnya.

              Oleh karena itu, Wimboh mengimbau seluruh perbankan untuk wajib terlebih dahulu melakukan
              konsultasi dengan regulator sebelum memutuskan pemberian penghapusan kredit atau write-off
              kepada  UMKM.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk  mencegah  masalah  yang  kemungkinan  timbul
              dikemudian hari.

              "Jadi, harus sepengetahuan kami. Harus dikonsultasikan dengan OJK," ujar Wimboh mengakhiri.

              Reporter: Sulaeman Sumber: Merdeka.com.


















































                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98