Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2021
P. 136

PERUM DAMRI DITUDING ABAIKAN HAK PEKERJA, THR DIPANGKAS DAN GAJI
              TIDAK DIBAYAR
              Serikat Buruh Pekerja Dirgantara, Digital, dan Transportasi (SPDT), bagian dari Federasi Serikat
              Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), mengungkapkan manajemen  Perum Damri  mengabaikan hak-
              hak pekerjanya.

              Menurut Ketua Umum SPDT FSPMI Iswan Abdullah, beberapa hak yang diabaikan antara lain
              pembayaran THR kepada pekerja yang hanya Rp 700.000 khususnya pada sopir, tidak membayar
              gaji pekerja 5-8 bulan lamanya, upah yang dibayarkan di bawah upah minimum, serta tindakan
              lainnya yang merugikan pekerja  "Permasalahan Damri ini terkait dengan THR, dimana sampai
              saat ini THR pekerja hanya dibayarkan Rp 700.000. Ini adalah pelanggaran," kata Iswan secara
              virtual, Rabu (16/6/2021).

              Iswan juga menjelaskan, gaji pekerja Damri juga dibayarkan dibawah upah minimum, bahkan
              ada yang gajinya tidak dibayarkan 5-8 bulan lamanya.
              Ia meminta manajemen untuk tidak tutup mata terhadap apa yang terjadi pada pekerja Damri.

              "Kami  minta  kepada  manajemen  dan  direksi  untuk  melaksanakan  peraturan  sesuai  undang-
              undang, terkait upah yang jauh di bawah upah minimum. Baik di Jawan dan didaerah lainnya 5-
              8  bulan,  bahkan  sampai  saat  ini  tidak  digaji.  Kami  mohon  pemerintah  untuk  melakukan
              pengawasan terhadap manajemen pengelolaan Damri,"tegas dia.

              Terkait  hal  tersebut,  Corporate  Secretary  Perum  DAMRI    Sidik  Pramono  mengatakan,  sejak
              pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020 yang dibarengi dengan pengurangan mobilitas, terjadi
              penurunan aktivitas transportasi massal, yang menjadikan kondisi keuangan Perusahaan tidak
              baik.

              "Untuk  pertama  kalinya  dalam  lima  tahun  terakhir  Perusahaan  mencatat  kerugian.  Kondisi
              tersebut  memaksa  Direksi  untuk  melakukan  berbagai  hal,  termasuk  memutuskan  adanya
              penangguhan/penundaan  pembayaran  sebagian  upah  bagi  karyawan  Perusahaan,  termasuk
              Direksi (penundaan, bukan pemotongan),"jelas Sidik.



































                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141