Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2021
P. 47

Direktur BATA, Hatta Tutuko menjelaskan, pihaknya optimistis tahun ini bisa meraih pendapatan
              jauh  lebih  baik.  Salah  satu  faktor  pendorongnya  adalah  upaya  BATA  memperkuat  lini  bisnis
              digital.

              "Target pendapatan kami tahun ini bisa mencapai dobel digit dari tahun 2020. Kami pikir target
              tersebut  sangat  realistis  dengan  kondisi  dan  rencana  kerja  yang  kami  canangkan,"  jelas  dia
              dalam paparan publik secara virtual, Rabu (16/6).

              Dengan  memperkuat  lini  bisnis  digital,  BATA  menyediakan  layanan  ChatShop,  be-kerjasama
              dengan  beberapa  key  opinion  leader  (KOL)  di  berbagai  media  sosial,  hingga  menawarkan
              berbagai  promosi  melalui  media  sosial  dengan menjadi  anggota  Bata  Club  Member.  Dengan
              strategi ini, BATA berharap anggota Bata Club bisa bertambah 240%.

              Bisnis digilai memang menjadi satu-satunya lini usaha BATA yang mencatatkan pertumbuhan.
              Pada 2020, perjualan digital BATA tumbuh 92,49% year-on-year (yoy) menjadi Rp 23,58 miliar.
              Lantaran menggenjot lini bisnis digital, BATA tidak fokus membuka gerai baru pada tahun ini.
              Per Mei 2021, BATA memiliki sekitar 460 gerai.

              Menutup gerai

              Sejauh  ini,  manajemen  BATA  telah  menutup  sementara  50  gerai  yang  dinilai  tidak
              menguntungkan. "Tidak ada penutupan toko secara sengaja atau besar-besaran. Kami menutup
              toko yang dianggap tidak profilable, sebab kunjungan menurun akibat pan-demi Covid-19," kata
              Hatta.

              Dengan  menutup  sementara  gerai  itu  pim,  BATA  terpaksa  merampingkan  beban  dengan
              pengurangan  karyawan.  BATA  tidak  memperpanjang  kontrak  dan  jika  terpaksa  PHK,  hal  itu
              dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku. "Kami tidak PHK besar-besaran," ujar Hatta.

              Tak hanya melalui lini bisnis digital, man<yemen Sepatu Bata pun optimistis bisa mencapai target
              kinerja tahun ini karena melihat adanya peningkatan penjualan di masa Lebaran lalu.

              Meskipun tidak menyebutkan secara detail hasil penjualan, Hatta memberikan gambaran BATA
              berhasil mencetak penjualan yang baik di masa Lebaran 2021 dibandingkan periode yang sama
              tahun lalu.

              "Di  masa  Lebaran  lalu, kami  berhasil  meryual  sepatu  dengan  cukup baik.  Kami optimistis di
              semester kedua bisa berlanjut. Kami berharap, tahun ini bisa lebih baik daripada tahun lalu," iyar
              Hatta.

              Sepanjang tahun lalu, BATA menderita kerugian sebesar Rp 177,76 miliar. Padahal di tahun
              2019, Sepatu Bata masih mencatatkan laba bersih senilai Rp 23,44 miliar.

              Memburuknya kinerja botlom line tak lepas dari penurunan penjualan akibat pagebluk korona.
              Di sepanjang tahun lalu, BATA membukukan penjualan Rp 459,58 miliar atau turun 50,65%
              dibandingkan penjualan tahun 2019 sebesar Rp 931,27 miliar.

              Penjualan BATA pada tahun lalu meliputi penjualan eceran senilai Rp 428,76 miliar, industri Rp
              4,33 miliar, penualan online senilai Rp 23,58 miliar serta penjualan ekspor senilai Rp 2,91 miliar.
              Tahun  lalu,  Sepatu  Bata  mencatatkan  total  aset  senilai  Rp  775,32  miliar,  turun  10,18%
              dibandingkan tahun 2019 yang senilai Rp 863,15 miliar.

              Manajemen BATA membukukan total kewajiban senilai Rp 297,38 miliar pada tahun lalu. Jumlah
              tersebut  meningkat  41,68%  dibandingkan  kewajiban  tahun  2019  senilai  Rp  209,90  miliar.
              Adapun ekuitasnya menyusut 26,84% (yoy) menjadi Rp 477,94 miliar pada akhir tahun lalu.


                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52