Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2021
P. 206

Selain itu, Indonesia telah merevitalisasi UU Ketenagakerjaan melalui Undang-undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dengan tujuan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan
              meningkatkan investasi asing dan domestik.

              Menurutnya, dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah, ada tiga pilar penting
              untuk menavigasi masa depan kerja global. Pertama, investasi di bidang utama pekerjaan yang
              layak dan berkelanjutan.

              Ia  menekankan,  konsep  pembelajaran  seumur  hidup  harus  menjadi  bagian  integral  dari
              masyarakat  dan  investasi  swasta  untuk  mengurangi  kesenjangan  keterampilan.  Apalagi,
              keterampilan menjadi hal wajib dalam menghadapi dunia ketenagakerjaan yang semakin dinamis
              dan fleksibel.

              "Dalam upaya mengurangi kesenjangan keterampilan, Pemerintah Indonesia telah melibatkan
              dunia usaha dan masyarakat dalam merevitalisasi pusat pelatihan pekerja dan mempersiapkan
              kemampuan kerja para pekerja yang memenuhi kebutuhan industri," ungkapnya.
              Selain  mengurangi  kesenjangan  keterampilan,  investasi  lain  yang  penting  ialah  memperkuat
              pembangunan ekonomi pedesaan melalui penyediaan dana desa.

              “Kami  juga  telah  mengembangkan  Desa  Migran  Produktif  (Desmigratif)  yang  bertujuan
              meningkatkan kemandirian ekonomi dan standar hidup bagi mantan para pekerja migran dan
              keluarganya,” tambahnya.

              Pilar kedua adalah dialog sosial yang inovatif tentang isu-isu yang lebih luas di dunia kerja. Ida
              mengatakan,  Indonesia  terus  memperkuat  institusi  atau  lembaga  kerja  sama  stakeholder
              ketenagakerjaan. Seperti, memperkuat dialog sosial melalui Badan Kerja Sama Tripartit, baik di
              tingkat nasional maupun daerah.

              Namun  demikian,  situasi  nasional  masing-masing  negara  sangat  berpengaruh  terhadap  pola
              dialog sosial yang dibangun antar stakehokder.

              "Karena itu, pendekatan yang harus dilakukan tidak boleh diseragamkan atau satu ukuran untuk
              semua dalam pengorganisasian dialog sosial, melainkan harus berdasarkan keadaan nasional
              masing-masing," katanya.

              Sementara  itu  yang  ketiga,  menciptakan  kerja  sama  multilateral  antar  negara  untuk
              mempromosikan  agenda  yang  berpusat  pada  manusia  di  tingkat  internasional.  Karena  itu,
              Indonesia menyambut baik draft dokumen hasil Konferensi Panggilan global untuk bertindak
              untuk pemulihan yang berpusat pada manusia dari krisis COVID-19 yang inklusif, berkelanjutan,
              dan tangguh yang diilhami dan dipandu oleh Deklarasi Seabad ILO.

              Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi, mengungkapkan capaian
              positif  yang  telah  dilakukan  tripartit  Nasional.  Skema  itu  dinilai  sangat  berperan  dalam
              penyusunan  tanggapan  Indonesia  terhadap  beberapa  kuesioner  ILO  dalam  observation  dan
              direct request ILO, melalui mekanisme dialog sosial yang efektif dan produktif.

              “Atas kerja sama dan kekompakan dari tripartit Indonesia ini, sehingga Indonesia tidak masuk
              dalam preliminary list 19 negara yang masuk dalam pembahasan di Komite Aplikasi Standar ILO
              di ILC tahun ini. Ini capaian positif tripartit Indonesia,” kata Anwar.








                                                           205
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211