Page 179 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 JUNI 2021
P. 179

PERPRES RANHAM TERBIT, KOMNAS PEREMPUAN TERUS DORONG PERDA
              DISKRIMINATIF DICABUT
              JAKARTA, - Komisioner Komisi Nasional ( Komnas Perempuan ) Theresia Iswarini mengatakan,
              saat  ini  pihaknya  masih  mendorong  agar  peraturan  daerah  (perda)  yang  diskriminatif  bisa
              dicabut.

              Hal  tersebut  disampaikan  menyusul  terbitnya  Peraturan  Presiden  (Perpres)  Rencana  Aksi
              Nasional Hak Asasi Manusia ( RANHAM ) Tahun 2021-2025 yang salah satu poinnya mengatur
              soal  pengkajian  dan  perubahan  kebijakan  dan  undang-udang  yang  diskriminatif  terhadap
              perempuan.
              "Masih  banyak  perda  diskriminatif  yang  harus  diadvokasi  ke  depan  dan  Komnas  Perempuan
              masih terus mendorong proses analisis perda (diskriminatif) untuk direkomendasikan dicabut,"
              kata Theresia kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

              Ia  pun  menyebutkan,  tahun  2009-  2014  Komnas  Perempuan  telah  melakukan  dialog-dialog
              dengan pemerintah pusat, daerah serta organisasi masyarakat sipil.

              Hasilnya, tahun 2015 pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan
              untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan kebijakan diskriminatif.

              "Di antaranya Pasal 251 UU Nomor 23 Tahun 2014 yang mengatur bahwa perda tidak boleh
              bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, dan bertentangan dengan kepentingan umum
              termasuk diskriminasi terhadap gender," kata dia.

              Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

              Daftarkan  email  Kemudian,  terdapat  pula  pasal  yang  mengatur  mekanisme  pembatalan
              kebijakan daerah oleh pemerintah pusat.

              Termasuk ada pula peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang dikeluarkan sejak tahun
              2014 untuk melakukan pengetatan terhadap perda.

              Caranya  adalah  dengan  mewajibkan  registrasi  peraturan  daerah  kepada  pemerintah  pusat,
              dalam hal ini adalah Kemendagri.

              "Sejak  tahun  2017,  pemerintah  mendukung  melakukan  upaya  pencegahan  dan  penanganan
              kebijakan  diskriminatif  melalui  program  prioritas  nasional  secara  khusus  melalui  harmonisasi
              kebijakan ditingkat pusat dan daerah," kata dia.

              Harmonisasi  tersebut  berbentuk  komitmen  kerja  bersama  yang  dilakukan  Bappenas,
              Kemendagri, Kementerian Hukum dan HAM, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
              Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

              Pihaknya juga terus mendorong agar perda tentang retribusi visum bagi perempuan korban bisa
              dicabut karena perda tersebut menambah beban korban.

              Dalam  hal  ketenagakerjaan,  pihaknya  juga  mempunyai  Tim  Perempuan  Pekerja  yang  fokus
              melakukan advokasi kebijakan seperti RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) dan
              dampak UU Cipta Kerja.

              Lebih  lanjut,  pihaknya  juga  akan  menindaklanjuti  RANHAM  2021-2025  tersebut  dengan
              mengkonsolidasikannya secara internal.

              "Karena Komnas Perempuan menjadi salah satu lembaga terkait, jadi kami akan menindaklanjuti
              RANHAM ini," kata dia.

                                                           178
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184