Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 17

"Kendalanya di sana. Dari sisi pekerja juga agak lambat untuk merespons. Kami di internal pun
              memperbaiki diri terkait data. Dalam hal ini, pemerintah mengapresiasi data yang kami berikan.
              Sekitar 98% data yang kami berikan sudah digunakan Kemenaker untuk menyalurkan BSU. Ada
              sedikit yang kembali ke kami untuk diperbaiki," papar dia.

              Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Paulus Agung P, Direktur Perencanaan Strategis dan Tl
              BP Jamsostek Sumarjono, Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar serta News Director
              Beritasatu Media Holdings selaku moderator Primus Dorimulu (kiri) dalam acara Zooming With
              Primus dengan tema " Peran BPJamsostek Saat Pandemi" Live di Beritasatu TV, Jakarta, Kamis,
              22 oktober 2020.

              Sumarjono menjelaskan, tujuan pemerintah menghadirkan BSU adalah untuk melindungi dan
              mempertahankan  ekonomi  pekerja  atau  buruh  selama  pandemi  Covid-19.  Dengan  kata  lain,
              pemerintah  ingin  mengembalikan  daya  beli  para  pekerja  dari  dampak  pandemi,  termasuk
              menghindarkan  Indonesia  dari  resesi.  BSU  merupakan  salah  satu  stimulus  yang  diberikan
              pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

              Tantangan Pemerintah

              Berdasarkan  Pasal  3  Permenaker  14/2020,  pekerja  atau  buruh  yang  menerima  SBU  harus
              memenuhi sejumlah persyaratan, yaitu warga negara Indonesia (WNI), terdaftar sebagai peserta
              aktif BP Jamsostek sampai Juni 2020, dan memiliki upah di bawah Rp 5 juta. Pada ketentuan
              terakhir, calon penerima BSU mesti memiliki rekening bank yang aktif.

              Di  sisi  lain,  Pasal  4  Permenaker  14/2020  menyebutkan,  BSU  diberikan  dalam  bentuk  uang
              sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan. Selanjutnya Pasal 5 menyatakan, data calon
              penerima  BSU  berasal  dari  data  peserta  aktif  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  yang
              dihimpun BP Jamsostek. Untuk itu, BP Jamsostek melakukan verifikasi dan validasi data calon
              penerima BSU.

              Menanggapi persoalan data, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar mengatakan,
              Permenaker 14/2020 mengenai BSU sangat baik karena berupaya menjamin daya beli pekerja
              berpenghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan selama pandemi.

              "Persoalannya adalah mengenai target 15,7 juta peserta dengan alokasi dana Rp 37,8 triliun.
              Saat ini baru 12,4 juta pekerja yang lolos untuk menerima BSU," tandas dia.

              Oleh karena itu, menurut Timboel, pemerintah mesti lebih kreatif menuntaskan niat baik itu.
              Soalnya, belum semua pekerja atau buruh memiliki rekening aktif, bahkan masih banyak yang
              belum memiliki rekening sama sekali.

              "Pemerintah sebaiknya mengombinasikan penyaluran BSU melalui kantor pos, seperti pemberian
              Bantuan  Langsung  Tunai  (BLT),  meski  penyaluran  BSU  memang  mesti  diutamakan  transfer
              melalui rekening," ujar dia.
              Dari  sisi  data,  menurut  Timboel  Siregar,  sebenarnya  BP  Jamsostek  bisa  menyampaikan
              kebutuhan data kepada perusahaan tempat para calon penerima BSU. Itu bisa ditindaklanjuti
              sehingga data yang dikumpulkan bisa lebih maksimal. "Permenaker 14/2020 juga perlu dikritisi.
              Lagipula, bantuan semestinya menyasar segmen yang tepat sasaran," tegas dia.










                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22