Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 190

"Tapi (tipe, red) Presiden yang ambil keputusan tidak populis. Dicaci maki," katanya. Tetapi dia
              meyakini  keputusan  itu  diambil  untuk  masa  depan  bangsa  Indonesia.  Mengorbankan
              kepentingan pribadi.

              Dalam kesempatan tersebut mantan Panglima TNI itu menyampaikan bahwa mereka kewalahan
              menghadapi disinformasi dan hoax yang berada di media sosial tentang UU Ciptaker. "Tetapi itu
              bukan sebuah alasan bagi kami tidak berkomunikasi dengan baik. Kami selalu ingin memperbaiki
              diri," jelasnya.

              Moeldoko  mengungkapkan  dalam  konteks  UU  Ciptaker,  ada  masukan  bahwa  komunikasi
              pemerintah tidak bagus. Presiden Jokowi juga mengetahui kondisi itu. Bahwa komunikasi publik
              pemerintah sangat jelek.'Untuk itu ini sebuah masukan dan teguran dari Presiden. Kita perbaiki
              ke depan," tuturnya.

              Dia lantas menjelaskan pentingnya UU Ciptaker. Di antaranya terkait kondisi paradoks saat ini.
              Di tengah adanya bonus demografi, terdapat angkatan kerja 2,9 juta jiwa. Kemudian di tengah
              pandemi Covid-19, muncul kondisi baru yaitu para pekerja yang kehilangan pekerjaannya atau
              jadi  pengangguran.  Jumlah  sekitar  3,5  juta  jiwa.  Lalu  ditambah  jumlah  pengangguran
              sebelumnya yaitu 6,5 juta jiwa.

              "Ini adalah kondisi riil yang harus diselesaikan pemerintah," katanya. Sebab menurut Moeldoko
              tujuan bernegara adalah untuk kesejahteraan umum. Dengan cara menyiapkan para pencari
              kerja itu untuk dapat pekerjaan.

              Lalu hubungan dengan UU Ciptaker adalah untuk menarik minat para investor. Baik itu investor
              dari luar negeri maupun dalam negeri. Dengan begitu bakal banyak lapangan pekerjaan yang
              tersedia. Dengan UU Ciptaker, masalah hiper regulasi bisa diharmonisasi.

              Sebelum  ada  UU  Ciptaker  ini,  Moeldoko  mengatakan  Presiden  Jokowi  sudah  lebih  dahulu
              menyiapkan sejumlah pendukung terciptanya iklim investasi yang baik. Seperti pembangunan
              infrastruktur terus digenjot. Selain itu stabilitas politik dan keagamanan dijaga. Supaya orang
              tidak takut untuk berinvestasi di Indonesia. "Kalau anak-anak di jalanan dipahamkan, anak-anak
              tidak turun ke jalan (demo, red)" kata dia.

              Sementara itu, sikap mayoritas serikat pekerja/buruh (SP/SB) masih sama. Tegas menolak UU
              Ciptaker  khususnya  klaster  ketenagakerjaan.  Karenanya,  32  konfederasi  SP/SB  tengah
              menyiapkan sejumlah langkah lanjutan guna menggagalkan diimplementasikannya UU Ciptaker
              ini.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, pihaknya telah
              bersurat  pada  sembilan  fraksi  di  DPR  guna  mengajukan  permohonan  pengajuan  legislatiue
              review terhadap UU Ciptaker. Surat yang disampaikan 20 Oktober2020 lalu juga ditembuskan ke
              pimpinan DPR, MPR, DPD, dan 575 anggota DPR RI.

              KSPI  meminta  DPR  melakukan  legislatiue  review  karena  UU  sapu  jagad  ini  terbukti  telah
              mendapat  penolakan  keras  dari  masyarakat  luas.  Bukan  hanya  dari  kalangan  pekerja  saja,
              namun pemerhati lingkungan hingga akademisi "Oleh karena itu DPR harus mengambil sikap
              untuk melakukan legislatiue review" tegasnya.

              Dia pun menantang Fraksi PKS dan Partai Demokrat untuk menginisiasi legislatif review ini di
              DPR. Upaya ini sebagai bukti bahwa keduanya memang benar-benar membela rakyat, bukan
              hanya  perkara  manuver  politik  saja.  "Kalau  memang  menolak,  ambil  langkah  politik  secara
              konstitusional," ungkapnya.





                                                           189
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195