Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 92
BARU 2,4 JUTA TERCATAT SEBAGAI PESERTA BP JAMSOSTEK
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menyatakan baru 2,4 juta
peserta dari segmen pekerja informal. Jumlah itu relatif rendah dibandingkan total 70 juta lebih
pekerja informal di Indonesia.
Data BP Jamsostek memaparkan, terdapat 50,4 juta peserta per September 2020. Jumlah itu
relatif menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebanyak 53,1 juta peserta.
Adapun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 57% yang merupakan peserta aktif.
Direktur Perencanaan Strategis dan TI BP Jamsostek Sumarjono, jumlah kepesertaan menjadi
pekerjaan rumah tersendiri. Apalagi terkait dengan segmen kepesertaan dari para pekerja
informal atau segmen pekerja bukan penerima upah.
"Kepesertaan informal hanya sekitar 2% atau sebanyak 2.447.371 peserta. Ini capaian kita
karena memang PR besar kita adalah memang seharusnya mereka bisa sadar bahwa ini (layanan
BP Jamsostek) adalah hal dan baik untuk mereka. Tapi disisi yang lain, mereka tidak mampu
untuk membayar iuran," kata Sumarjono pada acara Zooming with Primus dengan tema 'Peran
BP Jamsostek Saat Pandemi', Kamis (22/10).
Oleh karena itu, sambung dia, pihaknya menempuh sejumlah cara untuk terus merambah sektor
tersebut. Diantaranya melalui pendekatan agen perisai, yakni mirip seperti agen asuransi yang
menyusup pada komunitas-komunitas. Selanjutnya, para agen itulah yang akan mengkoordinir
para pekerja formal untuk ikut sebagai peserta BP Jamsostek.
Dia mengemukakan, pihaknya bahkan meramu strategi bagi segmen pekerja informal yang
memiliki kendala ketidakmampuan membayarkan iuran. Tapi hal itu dilakukan lewat bantuan
dari para pengusaha yang telah sukses, melalui program peduli perlindungan pekerja rentan.
Kemudian, bantuan itulah yang nantinya dibayarkan sebagai iuran para pekerja informal,
khususnya mereka yang belum mampu membayarkan iurannya sendiri.
"Dengan begitu, diharapkan para pekerja prasejahtera dan tidak mampu mereka bisa ikut
terbantu. Persentasenya pekerja informal masih sangat kecil, kurang dari 2%. Sebelum Covid-
19 sebetulnya sudah ada angin segar untuk menyusup ke mereka, tapi kemudian ada Covid-19
dan beberapa program jadi tidak berjalan," ucap dia.
Sementara itu, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Paulus Agung Pambudi
menyampaikan, jumlah kepesertaan saat ini masih cukup jauh dari populasi yang ada. Terdapat
pelayanan yang belum disusupi BP Jamsostek, yaitu segmen informal dan usaha mikro.
Menurut dia, ketika pandemi, segmen pekerja informal serta pekerja usaha kecil dan mikro juga
layak mendapatkan pelayanan BP Jamsostek. Perusahaan besar, selain bergabung dengan BP
Jamsostek biasanya sudah memiliki layanan Jaminan Hari Tua (JHT) atau Jaminan Pensiun (JP)
sendiri.
"Jadi di klaster informal inilah yang sangat membutuhkan layanan JKK (Jaminan Kecelakaan
Kerja), JHT, JP. Segmen itu pasarnya masih besar dan yang banyak yang benar-benar
membutuhkan. Setidaknya terdapat lebih dari 70 juta pekerja informal saat ini," kata Agung
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).
91