Page 94 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 94

Ringkasan

              Pandemi Covid-19 memakan ribuan korban dalam bidang ketenagakerjaan di Kota Probolinggo.
              Hingga Kamis (22/10), total ada 3.600 pekerja yang dirumahkan oleh 16 perusahaan di Kota
              Probolinggo. Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DRPD Kota
              Probolinggo dengan sejumlah pihak.

              Dalam RDP itu, hadir Kabid Hubungan Industrial pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
              Terpadu  Satu  Pintu  (DPM  PTSP)  dan  Tenaga  Kerja  Kota  Probolinggo,  Sulhan.  Juga  hadir
              perwakilan dari PT Eratex dan PT KTI, dua perusahaan besar di Kota Probolinggo.



              SELAMA PANDEMI COVID-19, 3.600 PEKERJA DI PROBOLINGGO DIRUMAHKAN

              Karyawan PT Eratex jaya Masih sedang mengerjakan pesanan. [wiwit agus pribadi]

              Pandemi Covid-19 memakan ribuan korban dalam bidang ketenagakerjaan di Kota Probolinggo.
              Hingga Kamis (22/10), total ada 3.600 pekerja yang dirumahkan oleh 16 perusahaan di Kota
              Probolinggo. Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III DRPD Kota
              Probolinggo dengan sejumlah pihak.

              Dalam RDP itu, hadir Kabid Hubungan Industrial pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
              Terpadu  Satu  Pintu  (DPM  PTSP)  dan  Tenaga  Kerja  Kota  Probolinggo,  Sulhan.  Juga  hadir
              perwakilan dari PT Eratex dan PT KTI, dua perusahaan besar di Kota Probolinggo.

              Kabid Hubungan Industrial Sulhan, Kamis (22/10) menjelaskan, total saat ini ada 3.600 pekerja
              dirumahkan di Kota Probolinggo. Mereka berasal dari 16 perusahaan yang ada di kota. Namun,
              tidak  semua pekerja  yang  dirumahkan  itu  warga  Kota Probolinggo.  Dari  3.600  pekerja  yang
              dirumahkan, sebanyak 1.163 di antaranya adalah warga kota. Selain itu, ada 30 pekerja di-PHK
              dan 375 pekerja putus kontrak. Sisanya sebanyak 2.032 pekerja merupakan warga Kabupaten
              Probolinggo. "Itu data yang masuk pada kami sampai 5 Juni 2020," tuturnya usai RDP.

              Rahmad Radianto dari Bagian HRD PT KTI menegaskan, perusahaannya sampai saat ini tidak
              merumahkan  satu  karyawan  pun.  Memang  diakuinya,  masa  pandemi  membuat  omzet
              perusahaan menurun.

              Namun, tidak ada karyawan yang sampai dirumahkan. Kecuali mereka yang positif Covid-19.
              Itupun, sesuai dengan perundang-undangan haknya tetap diberikan penuh oleh perusahaan.
              "Jadi memang ada bagian yang sepi order. Karena itu, pekerjanya lantas kami pindahkan ke
              bagian produksi. Sehingga tidak ada karyawan yang dirumahkan," tuturnya.

              Selain itu, pihaknya menggelar rapit test pada 4 ribu lebih karyawan. Dan hasilnya 130 orang
              reaktif.  Sebanyak  130  orang  ini  lantas  mengikuti  tes  swab.  Hasilnya,  13  orang  positif  dan
              menjalani karantina serta perawatan. "Selama karantina dan perawatan itu, hak dari 13 orang
              itu tetap kami berikan penuh," tandas Anton.

              Hal  serupa  disampaikan  PT  Eratex  Djaja.  Sahri  dari  HRD  PT  Eratex  Djaja  menegaskan,
              perusahaannya tidak merumahkan satu karyawanpun. Yang ada menurutnya, karyawan yang
              kontraknya tidak diperpanjang. "Karena kontraknya tidak diperpanjang, maka perusahaan tidak
              memiliki kewajiban membayar mereka sesuai dengan aturan yang ada," tegasnya.

              Diterangkan Sahri, total ada 7 ribu pekerja di PT. Eratex Djaja sebelum pandemi terjadi. Lalu per
              20 Mei 2020, sebanyak 1.620 pekerja habis masa kontraknya. Perusahaan saat itu memutuskan
              tidak  memperpanjang  kontrak  mereka.  Akan  tetapi,  perusahaan  berjanji  akan  memanggil



                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99