Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 OKTOBER 2020
P. 97

halangan berserikat, pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa pesangon, upah pokok di bawah
              upah minimum kabupaten dan THR yang tidak sesuai. Pelanggaran ini telah dilaporkan ke Polda
              Sumut hingga RDP dengan DPRDSU.



              SERBUNDO ADUKAN PELANGGARAN PT LONSUM KE DPRD SUMUT

              RDP Komisi E DPRDSU dengan Serbundo dan kuasa hukum PT Lonsum. (Analisadaily/Nur Akmal)

              Serikat  Buruh Perkebunan  Indonesia  (Serbundo)  mengadukan  sejumlah  dugaan  pelanggaran
              yang  dilakukan  PT  London  Sumatera  (Lonsum)  di  antaranya,  dinilai  melakukan  penghalang-
              halangan berserikat, pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa pesangon, upah pokok di bawah
              upah minimum kabupaten dan THR yang tidak sesuai. Pelanggaran ini telah dilaporkan ke Polda
              Sumut hingga RDP dengan DPRDSU.
              Ketua Serbundo, Erwin Nasution kepada Analisadaily.com , Kamis (22/10), mengatakan, pada 1
              April 2020, PT Lonsum melakukan PHK terhadap 12 orang pengurus basis Serbundo, hal itu
              dapat dikategorikan sebagai tindakan pemberangusan.

              Pihaknya  juga  melampirkan  transkrip  percakapan  dari  salah  seorang  mandor  yang
              memerintahkan pekerja agar keluar dari Serbundo.

              "Tindakan manajemen PT Lonsum memaksa pekerja untuk keluar dari Serbundo merupakan
              tindak pidana kejahatan dan melawan UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerja/serikat
              buruh. Pengurus Serbundo telah melaporkan hal ini ke Polda Sumut," katanya.

              Terkait  pemutusan  hubungan  kerja  sepihak  tanpa  pesangon,  Erwin  menjelaskan,  sejak
              Desember  2018  hingga  April  2020,  PT  Lonsum  melakukan  PHK  secara  sepihak  dan  tanpa
              pesangon kepada 21 buruh PT PP Lonsum Tbk Begerpang Estate Kabupaten Deliserdang tanpa
              melalui mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

              "Perusahaan  tidak  memberikan  pesangon  kepada  21  pekerja  dengan  alasan  pekerja  bekerja
              dengan sistem kerja buruh harian lepas, padahal buruh telah bekerja selama 5 sampai 12 tahun,"
              katanya.

              Persoalan lain yang diadukan Serbundo sebagai pelanggaran oleh PT Lonsum yakni hubungan
              kerja tidak sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Perjanjian Kerja
              Bersama (PKB) yang mencatut nama Serbundo serta PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
              keluar dari Rountable on Sustainable palm oil (RSPO).

              "Untuk itu ada 7 tuntutan kami, yakni melakukan pengawasan terhadap proses hukum pelaku
              penghalang-halangan  berserikat,  melakukan  pengawasan  terhadap  PHK  semena-mena,
              melakukan  pengawasan  terhadap  pelaksanaan  sistem  kerja,  menuntut  PT  Lonsum
              mempekerjakan kembali anggota Serbundo yang diPHK semena-mena, membayar pesangon 21
              pekerja harian lepas yang di PHK, menuntut PT Lonsum untuk membuat PKB melalui proses
              perundingan sesuai UU No 13/2003 dan agar DPRDSU melakukan pengawasan terhadap kinerja
              Gubsu dan Dinas Tenaga Kerja Sumut untuk menjamin hak buruh terpenuhi," katanya.

              Sebelumnya, dalam RDP dengan Komisi E DPRDSU, Selasa (20/10), Kuasa Hukum PT Lonsum
              Boni  Sianipar  menolak  tudingan  menghalang-halangi  serikat  buruh.  Ia  mengatakan,  PHK
              dilakukan  tidak  hanya  kepada  anggota  Serbundo,  tetapi  juga  buruh  lainnya  dengan  alasan
              efisiensi.

              "Jadi tidak benar kita melakukan pemberantasan. Tidak benar kita tidak memberikan pesangon,
              tapi ada yang tidak mau menerima," katanya.

                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102