Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 NOVEMBER 2020
P. 4

Ahmad menjelaskan salah satu poinnya adalah waktu istirahat. Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003,
              pekerja mendapatkan jatah istirahat jam kerja minimal setengah jam setelah bekerja selama 4
              jam terus menerus, istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja, cuti tahunan 12 hari setelah
              bekerja 12 bulan secara terus-menerus, dan istirahat panjang minimal 2 bulan dan dilaksanakan
              pada tahun ketujuh.

              Namun,  pemerintah  menghapus  ketentuan  minimal  istirahat  panjang  dalam  UU  Cipta  Kerja.
              Dalam  beleid  itu,  aturan  soal  istirahat  panjang  diatur  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan
              perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

              "Dalam  UU  Cipta  Kerja  ini  tidak  mencantumkan  istirahat  panjang,  dipersulit  untuk  istirahat
              panjang," tutur Ahmad dalam diskusi secara virtual, Kamis (5/11).

              Kemudian, pemerintah juga menambah pasal 88b dalam bagian ketenagakerjaan di UU Cipta
              Kerja. Pasal itu berbunyi upah ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan/ satuan hasil.

              "Dalam  aturan  sebelumnya,  UU  Ketenagakerjaan  tidak  ada.  Ketentuan  ini  direvisi,"  imbuh
              Ahmad.

              Selain  itu,  pemerintah  juga  menambah  pasal  154A  dalam  UU  Cipta  Kerja.  Dalam  pasal  itu
              dituliskan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa terjadi dengan berbagai alasan.

              Beberapa alasan itu, seperti perusahaan melakukan penggabungan atau pemisahan perusahaan
              dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia kembali
              pekerja,  perusahaan  melakukan  efisiensi  yang  diikuti  dengan  penutupan  perusahaan,  lalu
              perusahaan tutup karena merugi secara terus menerus selama 2 tahun.

              Kemudian,  perusahaan  tutup  disebabkan  keadaan  memaksa,  perusahaan  dalam  keadaan
              penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), perusahaan pailit, pekerja mangkir lima hari
              berutut-turut  tanpa  keterangan  tertulis,  pekerja  melakukan  pelanggaran  yang  diatur  dalam
              perjanjian kerja, serta pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan
              pihak berwajib karena diduga melakukan tindakan pidana.

              "Banyak alasan perusahaan untuk melakukan PHK," kata Ahmad.

              Lalu,  poin  lain  dalam  UU  Cipta  Kerja  yang  merugikan  buruh  adalah  pesangon.  Jumlah  yang
              diberikan berkurang dari maksimal 32 kali gaji menjadi 25 kali gaji.

              Lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru meneken UU Cipta Kerja pada 2 November 2020 lalu.
              Salinan UU Cipta Kerja diunggah oleh pemerintah di situs setneg.go.id.

              (aud/sfr) window.






















                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9